RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menegaskan kepada kader NU muda tak hanya kritis, tapi juga setia pada nilai-nilai yang diwariskan para muassis (pendiri NU).
“Kalau kita ber-NU, harus ikut madzhabnya muassis. Tidak boleh bikin madzhab sendiri. Ini mendasar sekali,” ujar Gus Yahya dalam Pembukaan Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU) di Hotel Yuan Garden, Jakarta Pusat pada Sabtu (21/6/2025).
Ia menyebut sikap melestarikan nilai-nilai yang telah ditanamkan para muassis sebagai hal fundamental yang harus mendasari nalar kritis para kader dalam berkhidmat dalam berbagai lini, terutama dalam lingkup NU.
Gus Yahya juga menyoroti tercetaknya kader-kader NU yang tergolong istimewa seperti KH Hasyim Muzadi dan KH Idham Chalid.
“Selama ini NU dikaruniai kader-kader yang memang istimewa tapi mereka terbentuk bukan karena proses yang disengaja, melainkan karena keberuntungan dan pengalaman tempaan yang langka,” jelasnya.
“Kalau kita terus mengandalkan yang kebetulan istimewa, suatu hari bisa saja NU tidak punya siapa-siapa yang siap bertarung,” imbuhnya.
Hal ini menjadi landasan poin penting dalam mewujudkan sistem kaderisasi yang terstruktur dalam tubuh NU. AKN NU dirancang sebagai fondasi awal agar generasi pemimpin NU masa depan terbentuk melalui sistem dan bukan sekadar kebetulan istimewa.
Ia menambahkan, peserta angkatan akan bertugas menjadi fasilitator untuk angkatan-angkatan berikutnya. Selain itu ekosistem pendidikan kader difasilitasi seperti dengan menjadikan rekaman diskusi sebagai materi berjenjang agar proses kaderisasi bisa berlanjut dengan signifikan dan efisien.
AKN NU angkatan pertama akan diselenggarakan selama dua hari penuh dengan interaksi langsung bersama narasumber. Gus Yahya menekankan interaksi langsung dengan narasumber ini merupakan hal penting agar peserta dapat merasakan karakter dan visi para pelaku geopolitik secara langsung.
Ekalavya