Tepat tanggal 17 Agustus 2025, seluruh masyarakat Indonesia bersuka cita merayakan peringatan Hari Kemerdekaan ke-80. Tanggal 17 yang ditetapkan sebagai Hari Libur Nasional di Indonesia dirayakan dengan berbagai cara. Ada masyarakat yang memperingati hari kemerdekaan dengan berbagai perlomban sampai tumpengan malam tirakatan sebagai rasa syukur atas anugerah kemerdekaan.
Pada 17 Agustus, ibaratnya sangat sakral bagi bangsa ini, Merah Putih pun akan dikibartinggikan sembari diiringi lagu Indonesia Raya dengan khidmat. Hampir disetiap kantor instansi pemerintah/swasta serta sekolah melakukan hal yang sama.
Hal itu dilakukan semata-mata sebagai bentuk penghormatan jasa para pahlawan yang telah gugur dalam merebut kemerdekaan. Selain itu pula bukti rakyat Indonesia sangat cinta dengan Tanah Airnya.
Lantas bagaimana dengan pejuang kita terdahulu,? Mereka (pejuang) rela mengorbankan harta demi kemerdekaan, apalagi saat menaikkan Sang Merah-Putih selama berpuluh tahun, mereka bukan sekedar dalam hitungan menit, seperti saat upacara seperti saat ini.
Mereka juga tak pilih jalur nyaman dan aman. Mereka juga masih muda, namun tidak ada kata terlalu muda untuk turun tangan bagi bangsa. Jangan berpikir ada yang terlalu muda, hanya akan membawa kita berpikir ada yang terlalu tua untuk turun tangan.
Mereka adalah orang-orang yang mencintai bangsanya, melebihi cintanya pada dirinya. Oleh sebab itu di HUT RI ke -80 ini sudah selayaknya kita merefleksi diri, bukan saja dirayakan untuk bersenang-senang.
Namun, yang lebih penting lagi merefleksi diri, agar kita merasakan betapa sulitnya merebut kemerdekaan dari penjajah dan memberikan terbaik untuk bangsa ini sesuai harapan dan cita-cita para perintis kemerdekaan yang rela menghibahkan hidupnya untuk memperjuangkan, agar bangsa ini merdeka dan Republik ini berdiri.
Dibalik makna Indonesia merdeka selama 80 tahun ini, kita harus lebih banyak merenung dan memikirkan kembali berbagai persoalan bangsa dan bagaimana kita akan membawa Indonesia ini kedepan. Sebagai pemuda yang berperan sebagai agent of change dan iron stock, pemuda memiliki peran yang sangat strategis dalam pembangunan bangsa Indonesia.
Jika dahulu kemerdekaan Indonesia diperjuangkan oleh generasi muda yang peduli bangsa pada zamannya seperti Ir. Soekarno, maka zaman sekarang pemuda-pemuda Indonesia yang ada saat ini menjadi penerus dan pengganti perjuangan para pahlawan kemerdekaan Indonesia.
Presiden RI pertama Ir. Soekarno dalam pidatonya menyampaikan keinginannya untuk membangun bangsa Indonesia dengan cara mengumpulkan para pemuda untuk menggerakkan perubahan. Artinya, pemuda memiliki tanggung jawab sosial dan moral yang besar. Peringatan kemerdekaan RI ke- 80 ini sejatinya menjadi momen bagi seluruh masyarakat Indonesia, para pemuda khususnya, untuk menyatukan langkah, memperkuat visi, dan melakukan aksi nyata untuk perubahan Indonesia menjadi lebih baik.
Kesenjangan Hidup Pasca Merdeka
Jika berkaca pada kondisi Indonesia yang ada saat ini, meskipun Indonesia sudah merdeka 80 tahun tapi masih saja banyak penduduk Indonesia yang belum merdeka dari kebodohan, kemisikinan, kelaparan, ketertinggalan, dan kesenjangan. Kemiskinan masih menjadi momok bagi pembangunan sosial dan ekonomi Indonesia.
Konflik antar umat beragama masih sering terjadi. Kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak masih terjadi dimana-mana. Belum lagi masalah korupsi, suap, konflik kepentingan, yang jadi berita sehari-hari.
Semua ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia belum sepenuhnya merdeka dari berbagai masalah. Meskipun memang tidak mungkin tidak terjadi masalah, tetapi kita berharap agar satu per satu masalah di Indonesia dapat terurai dan teratasi.
Anak muda terus belajar dan mencari pengalaman, misalnya mengisi hari libur untuk menambah pengalaman dengan belajar animasi, fashion, dan digital ekonomi daripada hanya bermain gadget. Menghadapi era ekonomi digital kedepan, pemuda harus mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin.
Maka, dalam moment memperingati hari kemerdekaan Indonesia ini, pemuda harus lebih banyak belajar, mengasah keahlian bahasa dan IT, aktif berkontribusi pada masyarakat, mengeluarkan ide gagasan kreatif dan inovatif, dan memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi sebagai wujud bersyukur mengisi ruang kemerdekaan yang sudah 80 tahun kita peroleh.
Para pemuda harus terus berinovasi dan berkiprah dalam pembangunan negara, semuanya harus bergerak untuk mengisi kemerdekaan dan memajukan bangsa. Bung Hatta pernah berpesan, “Indonesia merdeka bukanlah tujuan akhir kita. Indonesia merdeka hanya syarat untuk bisa mencapai kebahagiaan dan kemakmuran rakyat. Indonesia merdeka tidak ada gunanya bagi kita, apabila kita tidak sanggup mempergunakannya memenuhi cita-cita rakyat”
Akhir kata, semoga kita sebagai pemuda terus menjadi pribadi yang berpartisipasi aktif dalam mengisi kemerdekaan dengan hal yang bermanfaat. Bukan menjadi pribadi yang lebih senang mengkritik daripada beraksi.
Bukan jadi pribadi yang hanya senang menggalang dukungan tanpa turun langsung ke lapangan. Bukan jadi generasi yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk kepentingan pribadi daripada kepentingan bersama. Semoga kita semakin memaknai kemerdekaan dengan cara turut berpartisipasi dalam memerdekakan diri, orang lain dan bangsa dari berbagai permasalahan. (Aji Stiawan – Pemuda Indonesia asal Pekalongan).