Pendidikan Sepanjang Hayat dalam Islam: Long Life Learning dalam Perspektif Al-Qur’an

0

Long life learning atau pendidikan sepanjang hayat sering dipahami sebagai konsep pendidikan modern yang menekankan bahwa proses belajar tidak berhenti pada jenjang sekolah tertentu.

Namun dalam Islam, gagasan ini bukan hal baru. Justru, pendidikan sepanjang hayat merupakan inti dari ajaran Al-Qur’an dan sunnah yang menempatkan ilmu sebagai landasan utama dalam kehidupan sehari-hari manusia. Islam tidak memandang belajar sebagai kegiatan sementara, melainkan perjalanan spiritual dan intelektual yang menyertai manusia sejak lahir hingga akhir hayatnya.

Dalam konteks modern, dunia pendidikan terus mengalami perubahan di berbagai aspek mulai dari materi, pendekatan, strategi, hingga teknologi pembelajaran. Perubahan ini mendorong pengalaman belajar menjadi lebih dinamis dan relevan dengan kebutuhan zaman (Abel & Sya, 2024). Namun esensi dari setiap inovasi pendidikan tetaplah satu yakni membentuk manusia yang mampu memahami dirinya, lingkungannya, dan Tuhannya.

Pandangan Islam sejalan dengan prinsip tersebut. Pendidikan dalam Islam mencakup semua bentuk pembelajaran baik formal, non formal, maupun informal. Setiap pengalaman hidup, setiap interaksi, bahkan setiap peristiwa menjadi ruang belajar yang memberi pengetahuan dan kedewasaan. Konsep inilah yang juga ditegaskan dalam life long education, yakni proses yang berlangsung terus-menerus sepanjang kehidupan seseorang (Nurisma, 2021). Pendidikan tidak hanya memberi informasi baru, tetapi membentuk karakter, memperluas wawasan, dan meneguhkan nilai-nilai yang menuntun manusia kepada kebaikan.

Al-Qur’an memberikan dasar kuat untuk menjadikan belajar sebagai proses tanpa akhir. Salah satu ayat penting terkait hal ini adalah:

يُؤۡتِى الۡحِكۡمَةَ مَنۡ يَّشَآءُ‌‌ ۚ وَمَنۡ يُّؤۡتَ الۡحِكۡمَةَ فَقَدۡ اُوۡتِىَ خَيۡرًا كَثِيۡرًا‌ ؕ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الۡاَلۡبَابِ

 

Dia (Allah) menganugerahkan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Siapa yang dianugerahi hikmah, sungguh dia telah dianugerahi kebaikan yang banyak. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran (darinya), kecuali ululalbab..” (QS. Al-Baqarah: 269).

Ayat ini menunjukkan bahwa hikmah yang meliputi kemampuan memahami secara mendalam, mengambil keputusan tepat, serta melihat kebenaran secara jernih adalah karunia besar dari Allah Subhanahu wa Taala. Namun hikmah tidak turun secara tiba-tiba. Karenanya dicapai melalui proses belajar yang panjang, refleksi mendalam, pengalaman hidup, dan usaha yang terus berlanjut tanpa henti. Inilah ciri utama long life learning dalam Islam yang menekankan bahwa ilmu bukan hanya kumpulan fakta, tetapi perjalanan untuk memperoleh kebijaksanaan.

Selain itu, perintah pertama dalam Islam sangat jelas, _“Iqra’’_ (bacalah) merupakan simbol bahwa pendidikan adalah fondasi pembinaan manusia. Al-Qur’an juga berulang kali mendorong manusia untuk tafakur (berpikir), tadabbur (merenungi ayat-ayat Allah), dan ta’allum (belajar). Semua itu menegaskan bahwa proses belajar tidak memiliki batas usia maupun ruang dan waktu.

Dengan demikian, long life learning dalam Islam bukan hanya soal menuntut ilmu sepanjang hidup, tetapi juga upaya terus-menerus memperbaiki diri. Ini mencakup peningkatan kualitas spiritual, sosial, dan moral. Ilmu yang dicari bukan hanya untuk kepentingan duniawi, tetapi untuk membentuk pribadi yang berakhlak, bermanfaat, dan mampu menjalankan amanah sebagai khalifah di bumi.

Ketika pendidikan modern menekankan pentingnya pembelajaran yang berkelanjutan untuk mengikuti perkembangan zaman, Islam telah lebih dahulu menawarkan kerangka yang lebih menyeluruh: belajar sebagai ibadah, sebagai proses menjadi bijaksana, dan sebagai jalan menuju kemuliaan. Inilah alasan mengapa long life learning dalam perspektif Islam memiliki dimensi yang lebih dalam tidak hanya menyiapkan manusia untuk hidup hari ini, tetapi juga untuk kehidupan akhirat.

Terakhir yang ingin saya tegaskan adalah makna pentingnya pendidikan seumur hidup semua orang bisa mendapatkan pengetahuan baru dan pembelajaran, tanpa memandang usia sebagai patokannya. Seiring berkembangnya zaman di era ini tentu terdapat sesuatu hal yang baru di masyarakat. Jika manusia tidak mempelajarinya, bagaimana mereka memahami situasi dan lingkungan mereka. Maka dari itu pentingnya pendidikan seumur hidup supaya proses pendidikan terus berjalan untuk memberikan wawasan baru tentang fenomena atau hal-hal baru dan pemahaman baru. Pendidikan seumur hidup menggambarkan pada setiap manusia bahwa pentingnya pendidikan dalam kehidupan sehari-hari. Otak mampu berfikir karena manusia mengerti dan mau mempelajari hal tersebut. Hal inilah yang menunjukan bahwa tidak ada kata cukup belajar dalam hidup, karena kita hidup selalu belajar dan sampai kapan pun pendidikan akan selalu dibutuhkan.

Wallahu A’lam Bishowwab

Oleh : A’isy Hanif Firdaus, S.Ag. (Mahasiswa Pascasarjana Universitas Wahid Hasyim Semarang, Penulis Keislaman, LTN PCNU kabupaten Brebes)

Leave A Reply

Your email address will not be published.