NU tidak Bisa Mencalonkan Presiden, NU bukan Parpol

0

Dr. KH. Yahya Cholil Staquf (Ketua Umum PBNU)

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar halal bihalal nasional di Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Semarang pada Ahad 14 Mei 2023. Selain halal bihalal acara juga sekaligus ajang konsolidasi nasional dan sosialiasi program keluarga maslahat.

Dalam season tanya jawab dengan peserta dari pengurus PWNU, PCNU dan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) se-Jawa Tengah. Lalu ada salah satu peserta bertanya perihal posisi dan politik NU. ”Saya ingin bertanya, bagaimana arah politik NU secara umum, hal ini agar bisa ikut menjelaskan kepada jamaah yang sering kali bertanya kepada pengurus NU?”.

Kemudin pertanyaan itu langsung dijawab Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya). Kalau soal politik. Kita ini bolak-balik mau keselamatan bangsa dan negara. Kalau sampean tanya, arahnya kita mau mendukung calon presiden mana? Ya ndak bisa jawab hari ini, gmana wong kita ini bukan partai politik (parpol). Tapi yang sudah jelas hari ini adalah PDIP yang sudah jelas mengumumkan calon presiden (Capres).

Hey,…kita (NU) ini tidak bisa mencalonkan presiden, paham nggak. Kita bukan parpol. Kalau mau minta calon minta pada parpol jangan pada NU, gitu lho ya,…

Apalagi ada yang nuntut untuk mencalonkan calon kader NU asli. Lho calon kader NU yang asli itu gimana? apa ukurannya kader NU itu asli, apa harus Gus gitu? Kalau bukan Gus bukan asli gitu…lha kok nggatiin Gus!…Lha Sodik (artis) ini NU asli, walaupun dangdut koplo. Kalaupun dibilang tidak asli NU, ya tidak terima dia (Sodik). ”Wong ini (Sodik) NU asli,” lantang Gus Yahya sambil nunjuk Cak Sodik dan langsung disambut gerrr para hadirin.

Baca Juga :  HARI SANTRI DAN TANGGUNG JAWAB KAUM SANTRI

Gitulho ya, ya kita nggak usah ngukur NU asli atau tidak. Bahwa yang membedakan itu adalah antara warga dan kader. Kalau kader ikut pelatihan, kalau lulus di baiat, kemudian jadi pengurus di SK, di baiat. Akan tetapi kalau warga nggak perlu di baiat, lha kalau warga yang berprofesi tukang getuk, tukang es dan lain sebagainya minta di baiat, ya pusing kita. Nanti jangan-jangan tukang copet juga minta di baiat semua, ya repot kita. Jadi gitu ya, ada ukurannya masing-masing. Jadi semuanya NU untuk NU. Gitu saja…

Nah, apa yang kita lakukan sekarang? Kita berkonsolidasi untuk menjaga jangan sampai warga NU khususnya dan masyarakat umumnya terpecah belah gara-gara politik. Nggeeegh…nggeeehhh…

Sekarang ini pokoknya, jangan sampai terpecah belah, semua harus kompak, monggo sampean pilih mana terserahlah. Tapi harus satu komando dan kompak bersatu. Lha tadi ada pertanyaan, NU gajul-gajulan karo PKB? Lha NU itu pernah mbenturan apa dengan PKB? hey…kita ini cuman pernah bilang, NU untuk semua. NU tidak hanya untuk satu partai politik saja. Dan itu keputusan Muktamar NU dan belum di naskh’(hapus) sampai sekarang. Bahwa NU tidak berpolitik praktis. Gituloo…hey…

Lha gajul-gajulannya dimana, tapi kalau merasa tergajul, ya nggak tahu kita. Ada lagi yang tanya NU rengang dengan salah satu parpol, lha NU itu tidak merasa renggang dengan siapa-siapa kok! Lha yang merasa renggang berarti merasa merenggangkan dirinya sendiri, gituloo

Tapikan partai (PKB) ini didirikan oleh NU, iya tapikan terus di lepas, tidak kemudian selalu di keloni (ayomi), di dekno trus megawe’o ngono lho, lak pancen jagoan (didirikan lalu bekerjalah, kalau benar-benar hebat) gitu lho. Kan kita yang memperjuangkan NU? ya Alhamdulillah, matur suwon.

Baca Juga :  HARI SANTRI DAN TANGGUNG JAWAB KAUM SANTRI

Nah, warga NU sekarang ini kita didik untuk melihat karya nyata daripada aktor-aktor politik ini. Dan yang kita tidak mau itu, berpolitik praktis menggunakan NU sebagai lembaga, kampanye politik di kantor NU, itu tidak boleh, titik.

Tapi kalau ada ketua PCNU atas nama pribadi, ikut kampanye partai, tidak di kantor NU atas nama pribadi, ya boleh, boleh. Asal tidak nyalon DPR, kalau nyalon DPR sebagaimana dalam AD/ART NU harus mundur sebagai mandataris.

Nah, begitu juga kalau ada pengurus PBNU yang menjadi tim pemenangan, saya minta untuk memilihlah, apakah tetap menjadi wakil ketua umum atau tim pemenangan. Ini dilakukan agar adil untuk semuanya, gitu loo. Dan yang terpenting sekarang adalah menjaga keselamatan dan keutuhan bangsa dan negara, sambil waspada!

Kalau suatu titik diperlukan, ya kita harus bertindak, apa boleh buat. Kita dulu pukul-pukulan dengan PKI tidak nunggu disuruh orang kok. Ya, pada saat di perlukan siap bertindakkk…siap bertindakkk…siap bertindakkk…siappp…itu baru namanya NU.

(hud)

Leave A Reply

Your email address will not be published.