RISALAH NU ONLINE, ATHENA – Uskup Agung Athena, His Beatitude Ieronymos II tampak sangat menaruh rasa hormat terhadap Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin. Meskipun baru pertama kali bertemu, Uskup Agung kelahiran 10 Maret 1938 ini menilai Wapres sebagai tokoh yang memiliki pengetahuan agama yang mumpuni, sehingga mampu melihat realitas kehidupan secara jujur.
“Dalam kapasitas Anda sebagai tokoh politik yang juga memiliki kajian teologis agama, Yang Mulia jelas memiliki keunggulan dalam arti mampu melihat realitas apa adanya,” tuturnya saat bertemu Wapres di Holy Archdiocese of Athens, Yunani, Kamis (23/11/2023).
Bukan cuma itu, Uskup Agung juga menuturkan bahwa sebagai pemimpin bangsa, Wapres selalu memandang setiap manusia memiliki aspek spiritualitas dalam dirinya sebagai makhluk Tuhan yang patut dihormati.
“Yang Mulia, mewakili negara dengan ratusan juta manusia yang bernilai, dan memandang setiap manusia sebagai entitas mandiri yang mendekati Tuhan,” terangnya.
Menurut Uskup Agung, hal ini sejalan dengan ajaran Kristiani yang menekankan pentingnya umat manusia untuk saling mencintai dan mengasihi sebagai sesama makhluk Tuhan, tanpa membedakan warna kulit, jenis kelamin, latar belakang, dan asal usulnya.
“Yesus menyampaikan kepada umat Kristiani sebuah perintah yang jelas bahwa kita hendaknya mengasihi sesama kita seperti kita mencintai diri kita sendiri. Cinta tanpa syarat yang tidak ada habisnya, tanpa batasan,” terangnya.
Untuk itu, sambung Uskup Agung, yang diperlukan umat manusia saat ini adalah kerelaan berbagi ruang untuk membangun empati, pengertian, dan solidaritas bersama.
“Kristen dan Islam sebagai dua agama besar mempunyai titik tolak yang sama. Titik tolak Tuhan, Tuhan yang esa, Tuhan cinta, Tuhan yang mendekati ketidaksempurnaan manusia dan kelemahan manusia dengan cinta dan pengertian,” tuturnya.
Terakhir, Uskup Agung menyampaikan bahwa Gereja Kristus dan Islam saat ini dipanggil untuk membimbing umat manusia dalam semangat cinta, pada jalur spiritual yang saling menghormati dan berbagi jalur yang sama dalam menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi dunia.
“Yang Mulia, saya pertimbangkan dengan saling bertatap mata. Kita harus menyadari bahwa apa yang mempersatukan kita jauh lebih penting daripada apa yang memisahkan kita,” pungkasnya. (rls/hud)