RISALAH NU ONLINE, JERMAN – Kompolnas melakukan kunjungan kerja di Jerman dalam rangka pemantauan persiapan pola pengamanan Pemilu 2024 di wilayah hukum Jerman dan dalam rangka studi banding sistem Kepolisian Jerman, pada Senin, (22/01/2024) kemarin.
Delegasi Kompolnas yang dipimpin Prof. Dr. Albertus Wahyurudhanto dengan Anggota Irjen Pol. (Purn) Drs. Pudji Hartanto Iskandar, Dr Yusuf Warsyim, M.H., H. Mohammad Dawam dibersamai Brigjen Pol. Musa Ikipson Tampubolon selaku Kepala Sekretariat Kompolnas.
Kunker Kompolnas diterima langsung oleh Duta Besar RI untuk Jerman, H.E. Arief Havas Oegroseno di Kantor Kedutaan Besar RI sekitar pukul 09-30 hingga 10.15 waktu setempat dan dilanjutkan pada 10.15 – 11.30 berdiskusi intensif dengan Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Berlin di Aula Lantai 1 KBRI di Berlin, Jerman.
Dalam pada itu, Duta Besar memaparkan gambaran umum sejarah peradaban bangsa Jerman, sistem pemerintahan, potensi ekonomi, industri militer, manufacktur, geopolitik hingga kondisi terbaru dampak perang Ukraina-Rusia terhadap dampak global di negara-negara Eropa hingga masalah perang Israel-Palestina.
“Terus terang mereka melihat kita, Indonesia dengan posisi strategis dalam penerapan kebijakan Politik Luar Negerinya: Politik Bebas Aktif yang mandiri sebagai kebijakan yang diusungnya, berpengaruh besar terhadap sikap geopolitik mereka dan semakin memacu pada pola perubahan paradigmatik kebijakan mereka,” terangnya.
Terkait proses penyelenggaraan Pemilu 2024, Indonesia telah mendapatkan ijin tertulis dari Pemerintah Jerman dalam penyelenggaraannya di tiga kota, yakni Berlin, Hamburg dan Frankfurt.
Pudji Hartanto Iskandar pada saat diskusi menyarankan agar Polri bekerjasama dengan PPLN betul-betul memperhatikan dan mengantisipasi semua potensi gangguan keamanan pada saat pemungutan suara di seluruh wilayah Jerman.
“Strategi penerapan kebijakan Pola Pengamanan Pemilu di Jerman sudah sangat bagus, dengan melibatkan Pengamanan Eksternal sebagai bentuk mensikapi solusi adaptasi budaya WNI di Jerman yang diterapkan Bapak Duta Besar,” terang Pudji.
Yusuf Warsyim menegaskan bahwa seiring cepatnya pemberitaan di Media Sosial terkait isu Pemilu, maka perlu terus dilakukan pemantauan dan langkah antisipasi gangguan Pemilu di Jerman.
Sementara itu, Mohammad Dawam, mengharapkan bahwa diskresi Duta Besar yang sangat positif dalam hal Pola Pengamanan Pemilu dengan melakukan strategi adaptasi kultur budaya setempat, perlu penyempurnaan administrasi dengan mengirim Surat Resmi kepada KPU RI dan Bawaslu RI agar bisa dijadikan role model bagi Negara yang memiliki kemiripan kultur budaya dengan Jerman, agar Pemilu di Luar Negeri berjalan aman dan kondusif.
”Terlebih khusus PPLN Berlin tidak terdapat unsur Pangawas Pemilunya, maka harus dipersiapkan seefektif dalam pelaksanaannya maupun proses administrasinya yang ditujukan kepada beberapa pihak terkait,” ungkapnya.
Disisi lain, Ketua PPLN, Roni Susman, menjelaskan bahwa metode Pemilihan Pemilu di Berlin dilakukan dengan dua cara, yakni pertama pencoblosan langsung di TPS dan pencoblosan melalui pengiriman via Kantor Pos.
“Kami akan betul betul mengantisipasi setiap potensi kecurangan yang mungkin akan terjadi,” terang Ketua PPLN Berlin, Roni Susman didampingi Kepala Sekretariat PPLN, dan Tim. Diskusi Kompolnas dengan PPLN tak lepas dari hasil koordinasi terpadu yang difasilitasi oleh Atase Kepolisian KBRI Berlin, Kombes Pol. Shinto Silitonga. (MD)