Kiai Pesantren Ambil Alih Tugas, Ketua RMI Jatim: Tugas Berat Ini Sering Dilupakan Umum

0

RISALAH NU ONLINE, SURABAYA – Para pengasuh pondok pesantren mempunyai tanggung jawab yang besar karena dipercaya para orangtua dan wali santri. Mereka dititipi secara penuh untuk mengasuh, mendidik, dan mengajar, dengan siste holding school, 24 jam, 7 hari dalam seminggu dan berlangsung selama bulanan dan tahunan.

 

Apalagi, keberlangsungan pendidikan di pondok pesantren dibiayai secara mandiri. Belum lagi, program pondok pesantren yang menyantuni keluarga miskin untuk bisa meraih pendidikan bersama-sama para santri umumnyadi pondok pesantren.

 

“Para kiai pondok pesantren, telah mengambil alih tugas orangtua di rumah, terkait keimanan, akhlak, ilmu dan ibadah. Kami kira, masyarakat secara umum perlu kiranya memahami betapa hal ini merupakan tugas berat yang harus diemban para kiai pesantren,” tutur K.H. M. Iffatul Lathoif, Ketua Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia atau Rabithah Ma’ahidil Islamiyah (RMI) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, dalam keterangan pers, Selasa 5 Maret 2024.

 

Gus Thoif, panggilan akrab salah saorang pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Kediri, bersama jajaran lembaga urusan pesantren yang dipimpinnya, secara intens melakukan koordinasi dan melakukan pelbagai tindakan dalam mengatasi masalah yang dihadapi para santri dan pondok pesantren.

 

“Bila ada salah di pihak pondok pesantren, seperti aksiden pembulian atau perundungan yang terjadi terhadap santri, tentu menjadi bagian penting yang harus diperhatikan penyelesaiannya.

 

“Kami berharap, masyarakat secara umum, terutama kalangan keluarga santri, mohon bersikap secara bijak, tidak pre-judice (melakukan penghakiman sendiri). Karena, bisa dipastikan, itu semua bukan kesengajaan dan di luar kuasa para pengurus dan pengasuh pondok pesantren,” tutur Gus Thoif, didampingi sejumlah pengurus RMI PWNU Jatim, seperti Gus Aziem (Sekretaris) dan Gus Muhammad Jauharul Afif (Pengasuh Asrama Sunan Bonang, Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar), dan Hakim Jayli (Wakil Sekretaris PWNU Jatim).

Baca Juga :  Halal Bihalal di PBNU, Prabowo Mengaku Bangga Jadi Warga NU

 

Jangan Bully Pesantren, Siap Satgas Pesantren Ramah Santri

Secara teknik, menurut Gus Thoif, setiap santri disediakan kakak asuh (musrif) di setiap kamar dan kompleks asrama. Belum lagi secara spiritual, kiai mendoakan akan keselamatan akhirat dan dunia sang santri.

 

“Pondok pesantren butuh didukung keberadaannya, bukan di-bully ketika ditimpa musibah,” tutur Gus Thoif.

 

RMI NU Jatim, kini melakukan tindakan preventif dan antisipatif terhadap permasalahan di lingkungan pondok pesantren. Dengan mengoptimalkan fungsi Satgas Pesantren Ramah Santri.

 

Pondok pesantren menjadi lembaga pendidikan tertua dan khas di Nusantara dalam mengembangkan dakwah Islam ala Ahlussunnah Waljamaah. Sebagian besar menjadi bagian dari organisasi Islam moderat di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU).

 

Pendiri NU, Hadratusy Syaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari, adalah pendiri pesantren tua pada akhir abad ke-19. Demikian pula guru para ulama dan kiai pesantren di Nusantara, yakni Syaikhona Muhammad Kholil Al-Bankalany, mempunyai sajarah panjang dalam penerapan pola pendidikan Islam di pesantren.

 

Dari pesantren lahir para tokoh bangsa dan menjadi pendiri negara. Seperti KH Hasyim Asy’ari, KH Abdul Wahid Hasyim, KH Abdul Wahab Hasbullah, KH As’ad Syamsul Arifin, KH Masjkur, dll. Mereka kemudian mendapat anugera Pahlawan Nasional.

 

Sebelumnya, Gus Thoif, mengimbau kepada seluruh masyarakat santri, terkhusus pondok pesantren di bawah naungan RMI, untuk melakukan doa bersama bagi Bintang Balqis Maulana (14 tahun) yang meninggal dunia diduga akibat penganiayaan di pesantren di Kediri pada 23 Februari 2024.

 

Dalam kasus kekerasan di Kediri, menjadi pelajaran penting bagi pengelola pondok pesantren untuk melakukan pengawasan yang ketat di antara para santri.

 

“Ya, terus terang, kami sangat prihatin dengan kejadian ini. Kami akan terus melakukan koordinasi yang mengaktifkan secara optimal Satgas Pesantren Ramah Santri,” tutur Gus Thoif, dari keluarga besar Pondok Pesantren Al-Falah Mojo Kediri.

Baca Juga :  Hilal Tidak Terlihat, Tahun Baru 1446 Hijriah Jatuh pada Hari Senin

 

Sebelumnya, seorang santri bernama Bintang Balqis Maulana (14 tahun) meninggal diduga akibat penganiayaan di Pondok Pesantren Tartilul Quran (PPTQ) Al Hanifiyyah, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

 

Si korban, merupakan adik kelas para pelaku. Korban berasal dari Afdeling Kampunganyar, Dusun Kendenglembu, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi. (hud/rls)

Leave A Reply

Your email address will not be published.