Ngaji Qonun Asasi NU Bareng Gus Yahya (3)

0

Memperlakukan Orang Lain Secara Setara

 

RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Ngaji Qonun Asasi NU Bareng Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) episode ketiga (3) di bulan suci Ramadhan 1445 H/2024 yang disiarkan secara live melalui chanel YouTube TVNU, dari kediaman Gus Yahya di Jakarta, Jum’at (15/3/24).

 

Mengawali muqodimahnya, Gus Yahya melakukan tawasul (hadiah Fatihah) kepada para muasis NU, wabil khusus kepada Hadrotussyeikh KH Hasyim Asy’ari sang pendiri NU. Kemudian Gus Yahya mengungkapkan perbedaan yang terjadi di kalangan masyarakat merupakan suatu media yang Allah SWT buat agar umat manusia dapat mengenali dirinya sendiri.

 

“Allah SWT untuk menyediakan media bagi umat manusia untuk mengenali dirinya dengan cara saling mengenali perbedaan di antara mereka,” ungkap Gus Yahya.

Gus Yahya menjelaskan QS Al Hujurat ayat 13:

 

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْاۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ۝١٣

yâ ayyuhan-nâsu innâ khalaqnâkum min dzakariw wa untsâ wa ja‘alnâkum syu‘ûbaw wa qabâ’ila lita‘ârafû, inna akramakum ‘indallâhi atqâkum, innallâha ‘alîmun khabîr

Artinya: Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti.

Gus Yahya menjelaskan bahwa mengenali diri sendiri termasuk tujuan haqiqi dalam beragama. Sebab dengan mengenali diri sendiri, seseorang mendapat jalan untuk mengenali tuhannya. Barang siapa mengenali diri sendiri, ia mengenali tuhan nya.

Baca Juga :  PBNU Kembali Tuan Rumah Konferensi Internasional Humanitarian Islam Pada November Mendatang

 

Gus Yahya menyimpulkan tidak boleh perbedaan yang ada seperti bangsa dan suku dijadikan alasan untuk membanggakan diri sendiri lalu merendahkan, atau mengunggulkan kelompok sendiri lalu menindas pihak lain.

 

“Karena inna akromakum ‘indallahi atqoqum. Kita harus memperlakukan orang lain secara setara,” terangnya.

 

Setiap manusia itu dibedakan dari taqwa sementara taqwa hanya dapat dinilai oleh Allah SWT. Kesetaran hak dan martabat bagi setiap manusia harus dijaga, hanya dengan itu negara memiliki landasan untuk membangun perdamaian yang abadi.

 

Selain QS Al Hujurat ayat 13, Gus Yahya juga menjelaskan beberapa ayat-ayat lain yang menjelaskan tentang pentingnya ilmu, bagaimana ilmu itu diperoleh, dan bagaimana kedudukan orang yang memiliki ilmu. Bagaimana kita harus memuliakan mereka yang memiliki ilmu. Mengikuti orang yang memang sungguh memiliki ilmu. (Anisa)

 

 

https://www.youtube.com/watch?v=XJKpqDHEy5Y

Leave A Reply

Your email address will not be published.