RISALAH NU ONLINE, JEPANG – Tim kaderisasi PBNU melakukan lawatan ke Negeri Sakura Jepang dalam rangka penyelenggaraan Kaderisasi PD-PKPNU & PMKNU bagi warga Nahdliyyin di PCI NU Jepang dan Peresmian Ponpes NU At-Taqwa di Kota Koga, Jepang.
Tim kaderisasi PBNU yang berjumlah 5 orang dipimpin oleh Ketua PBNU Bidang OKK, KH. Masyhuri Malik. Setibanya di Jepang tim kaderisasi diterima oleh Ir. Herri Ahmadi, Dubes RI untuk Jepang di Wisma KBRI, Tokyo, Jepang.
Selain melakukan kegiatan pengkaderan, juga melakukan peresmian masjid NU Attaqwa sebagai simbol bahwa NU berkembang dan menggeliat di negara Paman Sam tersebut.
Ketua PBNU Bidang OKK, KH Masyhuri Malik dalam sambutannya menyampaikan bahwa warga nu di sini harus dapat konsiten menjaga keberagaan Islam ahlussunah wal jamaah/ NU dan pada saat yg sama kita juga harus juga tetep konsisten menjaga/Kebangsaan/ nasionalisme kita.
“Karena Aswaja/NU dan Merah putih/NKRI adalah dua warisan yang harus kita jaga dan perkokoh,” tuturnya kepada Risalah NU Online di Jakarta, Selasa (7/5).
“NU tidak butuh kita, kitalah yang butuh NU. Tentunya menjadi impian dan harapan kita semua nanti bisa berkumpul dengan para pendiri NU, Mbah KH Hasyim Asy’ari, Mbah Wahab Chasbulloh dan para pendiri NU lainnya,” sambung Tokoh NU ini.
Pada kegiatan PD-PKPNU dan PMKNU yang diadakan oleh Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jepang. Tim kaderisasi PBNU memberikan setidaknya 20 materi tentang Islam Ahlussunnah wal Jamaah Annahdliyah. Peserta sekitar 60 orang Nahdliyyin, perwakilan dari berbagai wilayah di Jepang.
Sebelumnya, Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang Heri Akhmadi, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pertumbuhan warga Indonesia, termasuk di dalamnya warga NU diperkirakan akan terus naik karena Pemerintah Jepang membuka diri untuk pekerja dari luar Jepang. “Jumlah WNI di Jepang sekitar 120.000 orang di akhir Juni 2023 dan pada akhir tahun ini diperkirakan akan mencapai 160.000-170.000 orang,” ujar Heri yang juga merupakan Mustasyar PCINU Jepang.
Dubes Heri Akhmadi juga menyampaikan bahwa istilah pemagang akan dihilangkan dan diganti dengan program ikusei shuro (TG 0) dengan syarat bahasa diturunkan menjadi N5. Dari target sekitar 820.000 specified skilled worker selama lima tahun ke depan, kebanyakan tidak bermukim di kota besar, tetapi di kota-kota kecil. Oleh karena itu, model pengembangan di daerah perdesaan sangat tepat, dan itulah kultur utama NU. (hud)