RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Sayyid Muhammad Hilal Al Aidid mengapresiasi upaya Shopee Barokah yang telah melirik dan bersedia bekerja sama dengan PBNU. Pasalnya, Sayyid meyakini bahwa para pelaku UMKM yang berlatar belakang santri memiliki modal utama yang berbasis pada kepercayaan dan keyakinan. Berbekal modal tersebut, ia memastikan bahwa para santri itu pantas untuk diberikan peluang.
“Kami mengapresiasi Shopee mau melirik NU dan alhamdulillah cepat melihat NU. Karena kalau tidak cepat, pihak-pihak lain mungkin sudah masuk,” ujar Habib Hilal Al Aidid pada acara Pelatihan Strategi Bisnis Digital dan Ekspor Bersama PBNU dan Shopee Barokah yang dilaksanakan pada Rabu, (29/5/2024) di gedung PBNU lantai 1, Jakarta Pusat.
Bertema Santri Siap Ekspor, di acara tersebut Habib Hilal Al Aidid meminta agar momentum ini tidak sebatas terjalinnya kerja sama antar kedua belah pihak saja, melainkan menjadi mitra. Sebab dirinya berpendapat bahwa NU memiliki kemampuan untuk menyuplai kebutuhan bagi pihak-pihak yang mau berupaya dan menggandeng NU.
“Jadi bukan hanya kerja sama, tapi kita sebaiknya mengatakan mitra. Karena kalau bermitra tidak mengikat dan mitra ini setara. Kalau kerja sama ada perjanjiannya, bisa jadi Shopee di atas NU, NU di bawah Shopee,” tegasnya.
“Jadi kami tidak menginginkan itu, karena supaya setara kita bisa jalan bareng lebih enak,” sambungnya.
Kerja sama ini bertujuan untuk memfasilitasi dan mengembangkan usaha UMKM yang dimiliki para santri-santri NU agar bisa lebih berkembang. Ia pun berharap agar kegiatan ekspor yang dilakukan nantinya tak hanya menjangkau kawasan Asia Tenggara saja, namun turut menjangkau belahan dunia lainnya.
“Kerja sama seperti ini sangat penting untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan di kalangan santri NU dan memanfaatkan perkembangan teknologi,” terangnya.
Meski begitu, Habib Hilal Al Aidid menyadari ada beberapa kalangan santri di lingkungan NU yang hari ini masih belum mengenal teknologi secara baik. Untuk ia pun berharap agar nantinya Shopee bisa mengajak para santri untuk dapat mengenal dan memahami bidang administrasi secara mendalam.
“Santri itu dan pelaku UMKM diajari disamping diberikan pemahaman terkait kewirausahaan sekaligus pemahaman tentang administrasi agar tidak terkena maladministrasi di dalam kewirausahaan, itu pentingnya,” ujarnya.
Senada dengan Habib Hilal Al Aidid, Head of Public Affairs Shopee Indonesia Radynal Nataprawira optimis dengan terselenggaranya pelatihan ini, nantinya para santri dapat mengekspor produknya ke berbagai negara di Asia Tenggara, Asia Timur hingga Amerika Latin bersamaan dengan 26 juta produk UMKM lainya yang sudah diekspor bersama Shopee. Selain itu para santri nantinya akan mendapatkan sertifikasi halal melalui Shopee yang merupakan hasil kerja sama Shopee Barokah dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).
“Kami mengucapkan terima kasih kepada PBNU agas sinergi dan dukungan yang diberikan untuk bisa bersama-sama menyukseskan program pelatihan santri siap ekspor bersama Shopee,” pungkasnya.
Sebelumnya Shopee Barokah telah menjalin komunikasi dengan PBNU dan telah melakukan survei di beberapa pesantren yang berada di bawah naungan Nahdlatul Ulama. Terbukanya peluang kerja sama ini dilandasi atas banyaknya produk-produk yang diproduksi oleh warga NU sendiri dan memiliki potensi untuk bisa dikembangkan lebih jauh lagi melalui ekonomi digital agar dapat menembus pasar yang lebih luas.
Pelatihan ini diikuti sebanyak 100 orang peserta yang terdiri dari para santri yang telah memiliki produk dari kegiatan usaha mereka. Sebagai pintu masuk untuk mengembangkan para SDM NU yang telah berkecimpung di dunia wirausaha, pelatihan singkat ini dilaksanakan di hotel Acacia selama 3 jam dengan dipandu oleh para narasumber ahli yang difasilitasi oleh pihak Shopee Barokah. (Yud)