Satu malam habis maghrib. Dari Tanah Haram, Kiai Moqsith berkisah tentang tempat-tempat haram (suci). Seperti biasa, Kiai yang Katib Syuriyah PBNU ini, fasih menukil kitab dan mendaras sabda. Lalu meluncurlah nama-nama situs suci.
Dari Hajar Aswad, Multazam, Hijr Ismail, Maqam Ibrahim, Masy’aril Haram; Muzdalifah-Mina di Makkah, Raudah dan Mihrab Nabi di Madinah. Itu yang terkait tempat suci. Ada pun yang terkait waktu suci, antara lain wuquf di Arafah.
Setelah menyimak nama-nama kudus itu Anda ingin menapaki jejak-jejak nan suci, bekas telapak kaki Nabi? Kaki yang menjejak Sidratul Muntaha di Baytul Ma’mur? Kaki yang telah menjejak surga sebelum kiamat tiba? Kaki yang menaiki punggung buraq menembus tujuh lapis langit.
Maka, datanglah ke tempat suci dan di waktu suci seperti dinukil KH. Abdul Moqsith Ghazali–nama Kiai Moqsith, di atas. Dan, Anda jemaah haji! Anda jemaah terhormat karena diundang Tuhan menjejak tempat suci dan waktu nan suci itu.
Para pecinta akan merasa sempurna cintanya bila senang hati bisa menyerap sebanyak mungkin teladan dari yang dicinta. Idolakan seseorang, maka dengan segala daya Anda akan berprilaku seperti orang itu.
Cintai Blackpink, maka bagi Anda tak akan ada bedanya Lisa dan Jennie. Anda akan bersuka cita ketika dapat kabar grup idola K-Pop itu meraih sertifikasi Brit Gold di Inggris. Anda akan memotong rambut seperti Lisa atau Jennie si imut.
Anda akan hafal di luar kepala isi “The Album” yang merupakan album penuh pertama Blackpink yang dirilis pada 2020. Dan Anda akan mengeja satu-satu judul semua lagu persis Anda mengeja nama-nama surah dalam Kitan Suci.
Maka lagu-lagu pilihan seperti “How You Like That”, “Ice Cream” (with Selena Gomez), “Pretty Savage”, “Bet You Wanna” (featuring. Cardi B), “Lovesick Girls”, “Crazy Over You”, “Love To Hate Me”, dan “You Never Know“. Luar biasa!
Jika anak Anda juga menyukai Lisa Blackpink, maka lihatlah, ia akan berprilaku seperti Lisa. Dia akan meniru apa pun yang datang dari Lisa. Anda senang hati akan memenuhi harapan dan permintaan anak Anda agar dia bisa meniru Lisa.
Saksikanlah, bagaimana para fans memuja idolanya. Cintailah Paul Walker, maka Anda akan meniru cara dia duduk di belakang kemudi. Anda akan lebih senang menyebut Paul dari pada Vin Diesel atau Dwayne Johnson. Jika tidak, berarti Anda tidak cinta Lisa, Jennie, dan Paul.
Dan cintailah Nabi, maka Anda akan mencari tahu bagaimana berprilaku seperti beliau. Anda akan menggambar sosok Nabi dalam otak dan hati Anda dan Anda mulai akan meniru cara jalan, makan, minum, dan tidur beliau. Jika tidak, berarti Anda belum cinta Nabi.
Lihatlah, kini banyak beredar buku-buku populer terkait hidup a la Nabi. Salat a la Nabi, Puasa a la Nabi, Berniaga a ala Nabi, bahkan Pengobatan a la Nabi. Buku-buku itu kini menempati rak-rak teratas di toko buku umum maupun toko buku keagamaan.
Perempuan peneliti sunnah-sunnah Nabi kenamaan asal Jerman, Annemarie Schimmel, dengan sangat detail dapat membuat narasi bagaimana orang-orang mencintai Nabi. Kurang lebih 200 tahun setelah Nabi wafat, bintang sufi, Abu Yazid Al Busthami, membuka rahasia.
Kepada para pemujanya, Bayazid–sapaan untuk Abu Yazid, mengaku 60 tahun tak pernah makan semangka, karena dia tidak menemukan keterangan soal bagaimana Nabi mengupas buah itu.
Anda akan bilang Bayazid berlebihan? Tak ada istilah berlebihan dalam kamus cinta. Seribu tahun kemudian, Syed Ahamd Khan, seorang pembaru asal India, “curhat” kapada Azurda, mufti Delhi. Selain dikenal liberal, Khan sangat memuja sains dan produk-produk Barat.
Tapi konon, air mukanya langsung berubah saat berbicara soal cinta kepada Nabi yang mulia. Hanya karena tidak tahu cara Nabi makan mangga, Khan menolak buah itu dan menganggapnya buah syubhat.
*****
“Demi Allah. Jika Anda tidak makan buah mangga karena Anda cinta Nabi, maka para malaikat akan duduk di ujung kaki Anda saat Anda mengembuskan nafas terakhir,” kata Syed Khan kepada Azurda. Schimmel banyak melakukan penelitian terkait sunnah.
Guru besar emeritus Harvard itu menemukan kesetiaan para pecinta lewat kesukaan mereka pada sunnah-sunnah Nabi. Kini, 1200 an tahun setelah Bayazid, jemaah haji belajar menapaktilasi jejak-jejak Nabi.
Jejak-jejak itu mereka temukan dalam banyak kisah seputar manasik Nabi. Saat pertama kali menunaikan haji, banyak sekali sahabat bertanya soal bagaimana berhaji yang benar.
Menurut riwayat yang sampai pada kita, tak kurang dari 24 pertanyaan dari 24 orang sahabat berbeda, diterima Nabi. Jawaban Nabi cuma satu untuk semua pertanyaan itu; “If’al walaa Haraj –Lakukan saja! Tidak masalah.” Menurut sejumlah riwayat, Nabi pernah bertawaf sambil mengendarai onta.
Atas nama cinta, tabarrukan dan tafa’ulan dengan cara Nabi berhaji, kini disediakan hasil ijtihad para ulama untuk memberi jalan keluar dari kesulitan-kesulitan dalam berhaji di masa kini dan di masa yang akan datang.
Bagi kelompok dengan kondisi fisik risiko tinggi (risti) dan semisal, bisa memanfaatkan skema safari wuquf di Arafah. Atau untuk situasi darurat, boleh juga dengan cara “tanazul” alias bersegera meninggalkan Mina (pulang lebih cepat ke Tanah Air) atau konsep “murur“; yakni cukup melintas di Muzdalifah tanpa turun dari kendaraan untuk melaksanakan mabit.
Seiring dengan dinamika, karena kondisi Masy’aril Haram yang kian tak mampu menampung jemaah, atau karena problem tertentu, para ulama melalukan pengkajian hukum dalam pelaksanaan ibadah haji.
Jika Anda melihat jemaah haji melaksanakan tawaf menggunakan kursi roda atau naik skuter saat sa’i dari Shafa ke Marwah atau sebaliknya, itu semata cara jemaah haji mengekspresikan cinta kepada Nabi lewat sunnah dan manasik haji. Mereka menunggang skuter sebagaimana Nabi menunggang onta!
Manasik haji adalah “Ode Cinta” dari jemaah untuk Nabi yang mulia. Shollu ‘alan Nabiy…
Ishaq Zubaedi Raqib –MCH Daker Makkah Al Mukarramah.