482 Jemaah Haji akan Safari Wukuf di Arafah

0

RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Sebanyak 482 jemaah haji akan mengikuti safari wukuf pada penyelenggaraan Ibadah Haji 1445 H/2024. Sekitar 300 orang mengikuti safari wukuf yang digelar Kemenag, sisanya 182 jemaah ikut safari wukuf Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).

 

Sebanyak 300 jemaah yang ikut safari wukuf Kemenag adalah jemaah lansia non mandiri dan disabilitas. Sementara 182 jemaah yang ikut safari wukuf KKHI adalah jemaah sakit yang selama ini dirawat.

 

“Untuk jamaah yang sakit di KKHI kami akan mensafari wukufkan,” ujar Jamal saat diwawancara di KKHI, Makkah, Jumat (14/6/2024).

 

Mereka akan dipindahkan ke arafah sejenak lalu akan kembali ke KKHI.

 

“Kalau safari wukuf InsyaAllah dari teman-teman Kemenag itu ada sekitar 300. Dari KKHI insyaAllah sekitar 182 jamaah haji sakit,” ucap Jamal.

 

Adapun jamaah haji yang tidak bisa mengikuti safari wukuf, kata dia, nantinya akan dibadalkan oleh para petugas yang telah disiapkan oleh Kementerian Agama.

 

“Sedangkan bagi mereka yang memang tidak bisa safari wukuf, kita akan kooordinasi dengan teman-teman Kemenag untuk dibadalkan,” ucap Jamal.

 

Dipindahkan ke Hotel Transit

Di tempat terpisah Kepala Bidang Layanan Jemaah Lansia dan Disabilitas Slamet Sodali mengatakan secara bertahap 300 jemaah haji lansia dan disabilitas non mandiri yang mengikuti safari wukuf dipindahkan ke hotel transit.

 

“Kami sudah melakukan pendataan, ada 300 jemaah lansia dari 11 sektor pemondokan yang akan dipindahkan ke hotel transit untuk persiapan mengikuti safari wukuf,” ujarnya.

 

Proses pemindahan jemaah ke hotel transit berlangsung dua hari, kemarin (12/6/2024) hingga hari ini, Jum’at (14/6/2024).

 

“Pemindahan ke hotel transit sengaja dilakukan lebih awal agar tidak terburu-buru dan jemaah lebih nyaman. Fasilitas hotel juga kita buat senyaman mungkin seperti di rumah, konsepnya mirip apartemen,” lanjut Slamet.

Baca Juga :   Hari Kesepuluh Operasional Haji, 63 ribu Jemaah Tiba di Madinah

 

Slamet mengaku telah menyiapkan sejumlah petugas untuk mendampingi jemaah selama di hotel transit. Mereka terdiri atas unsur PKP3JH (Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji), Pembimbing Ibadah (Bimbad), dan tusi layanan Lansia dan Disabilitas.

 

“Kita siapkan juga obat-obatan yang diperlukan, termasuk masker dan popok dewasa bagi lansia. Disiapkan juga kain ihram dan mukena untuk diberikan kepada jemaah yang membutuhkan,” terang Slamet.

 

Lebih lanjut Slamet menjelaskan 300 jemaah lansia dan disabilitas diikutkan dalam safari wukuf, setelah proses seleksi berdasarkan kriteria yang telah dirumuskan. Ada lima kriteria jemaah haji lansia dan disabilitas yang bisa mengikuti safari wukuf lansia non-mandiri, yaitu:

 

a. Jemaah haji lansia dan disabilitas yang tidak mandiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan dasarnya seperti makan, minum, mandi dan mobilisasi.

 

b. Jemaah haji lansia dan disabilitas yang tidak bisa berjalan atau menggunakan kursi roda karena sakit dan memerlukan perawatan lebih lanjut.

 

c. Jemaah haji lansia dan disabilitas yang memiliki komorbid penyakit kronis seperti jantung, hipertensi, stroke (sedang-berat).

 

d. Jemaah haji lansia dan disabilitas yang pulang setelah mendapat perawatan dari Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan masih dalam kondisi lemah.

 

e. Jemaah haji lansia dan disabilitas sesuai dengan kriteria risiko tinggi yang ditentukan petugas kloter.

 

(Ishaq Zubaedi Raqib, MCH Makkah).

Leave A Reply

Your email address will not be published.