RISALAH NU ONLINE, JOMBANG – Anugerah penghargaan diberikan kepada tujuh tokoh dan tujuh lembaga yang berdedikasi tinggi terhadap perkembangan ilmu Al-Quran.
Anugerah tersebut diberikan dalam rangkaian perhelatan Multaqo Nasional Ulama Quran 2024 yang diselenggarakan oleh Jam’iyyatul Qurra wal Huffazh Nahdlatul Ulama (JQHNU) di Pondok Pesantren Madrasatul Quran, Tebuireng, Jombang pada Rabu malam (26/6/2024).
Ketua umum JQHNU, KH. Saifullah Ma’shum mengungkapkan bahwa penghargaan diberikan sebagai bentuk apresiasi tertinggi dari JQHNU bagi para tokoh dan lembaga yang jasa dan dedikasinya tak diragukan lagi bagi perkembangan ilmu Al-Quran di Indonesia.
“Penghargaan ini adalah penghormatan yang paling dalam bahwa beliau-beliau ini adalah orang yang mewakili lembaga maupun pribadi yang konsisten dan istiqomah bergerak di bidang Al-Quran” kata Kiai Saifullah.
Menurut Kiai Saifullah penghargaan ini penting disampaikan karena JQHNU mungkin tidak akan berdiri jika tidak ada para tokoh dan lembaga yang terus konsisten dalam mengembangkan ilmu Al Quran.
“Kami merasa penting karena tidak akan ada JQH jika tidak ada para tokoh tadi, tidak ada pondok-pondok pesantren yang fokus mendidik dalam bidang ilmu Al-Quran,” imbuhnya.
Berikut daftar lengkap penerima anugerah penghargaan tokoh dan lembaga pendidikan Al-Quran.
Tokoh penerima anugerah penghargaan:
1. Prof. Dr. KH. Muhammad Quraish Syihab
(Ulama dan Pakar Al-Quran Bidang Tafsir)
2. KH. Muammar Zainal Asyikin
(Qari Internasional Legendaris Bersuara Emas dan Bernapas Panjang)
3. Dr. Hj. Maria Ulfah
(Qariah Internasional Legendaris Bersuara Emas)
4. Prof. Dr. Said Agil Husein Al Munawar
(Ulama dan Pakar Al-Quran Bidang Ulumul Quran, Qari, dan Dewan Hakim MTQ Internasional)
5. Prof. Dr. KH. Ahsin Sakho Muhammad
(Ulama dan Pakar Al-Quran bidang Qiraat Sab’ah)
6. KH. Ahmad Fathoni
(Ulama dan Pakar Al-Quran bidang Tahsin dan Qiraat Sab’ah)
7. Prof. Dr. KH Abdul Muhaimin Zen
(Guru Tahfidz Al-Quran, Inisiator Musabaqah Hifdzil Quran (MHQ))
Lembaga penerima anugerah penghargaan:
1. Universitas PTIQ, Jakarta (1971)
(Lembaga pendidikan tinggi khusus pria, pelopor pendidikan Al-Quran secara akademik, pencetak qari, hafidz, dan guru Al-Quran)
2. Institut Ilmu Quran (IIQ), Jakarta (1977)
(Lembaga pendidikan tinggi khusus wanita, pelopor pendidikan Al-Quran secara akademik, pencetak qari, hafidz, dan guru Al-Quran)
3. Universitas Sains Alquran, Wonosobo (1988)
(Lembaga pendidikan tinggi pelopor pendidikan Al-Quran secara akademik, pencetak qari-qariah, hafidz, dan guru Al-Quran)
4. Ponpes Yanbuul Quran, Kudus (1970)
(Lembaga pendidikan Al-Quran, produktif mencetak hafidz, hafidzah, serta ulama Al-Quran Nusantara)
5. Ponpes Al-Munawwir Krapyak, Jogjakarta (1911)
(Lembaga pendidikan Al-Quran legendaris, produktif membina tahfidz Al-Quran, dan mencetak ulama Al-Quran Nusantara)
6. Madrasatul Quran Tebuireng, Jombang (1971)
(Lembaga pendidikan Al-Quran pelopor pendidikan tahfidz Al-Quran secara klasikal)
7. Bustanu Usysyaqil Quran (BUQ), Demak (1936)
(Lembaga pendidikan Al-Quran pencetak hafidz, hafidzah, dan ulama Al-Quran Nusantara)
Keempat belas penerima penghargaan hadir di tengah acara, baik yang hadir langsung maupun diwakilkan.
Rektor IIQ, Dr. Nadjematul Faizah sebagai perwakilan penerima anugerah penghargaan menyampaikan apresiasinya terhadap penghargaan yang diterima sekaligus merasa mengemban amanah besar bagi lembaga untuk terus meningkatkan kualitas dan mewujudkan cita-cita para pendiri.
“Pada saat bersamaan, kami juga merasa ini menjadi beban bagi kami bagaimana agar lembaga yang kami pimpin dapat meningkatkan kualitasnya dan menjaga cita-cita para pendiri sebagai hamalatul Quran,” kata sosok yang kerap disapa Ibu Ema ini. (LA)