Antisipasi Kader Duit, Kiai Masyhuri: Aturan NU Sekarang Tegas dan Super Ketat

0

RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Ketua PBNU KH. Masyhuri Malik mengatakan bahwa sistem perpolitkan di Indonesia sudah kebabblasan ”money politik”. Ketika mau nyalon menjadi pemimpin (bupati, gubernur, presiden) harus mempunyai uang banyak ”nggak ada duit nggak jadi”. Sehingga ketika sudah jadi pemimpin, maka modal duitnya harus kembali dan tentu dengan merusak tatanan demokerasi.

Nah, NU pasca reformasi kena getahnya daripada sistem yang sudah amboradol tersebut,” ujarnya saat membuka Konferensi Cabang (Konfercab) VII PCNU Kota Depok, Sabtu (9/6/2024) kemarin.

Dikatakannya, bahwa sistem perpolitikan yang serba duit harus di hentikan, kembali pada jatidiri demokrasi berbangsa dan bernegara yang baik. ”Makanya, pasca Muktamar NU di Lampung kemarin, PBNU merubah sistem dengan memperkuat program pengkaderan melalui berbagai tahapan dan jenjang. Sehingga ketika ada calon akan terseleksi dan gugur sendirinya ketika tidak sesuai dengan aturan dan sistem kaderisasi yang berlaku,” tegas Ketua PBNU bidang OKK ini.

Menurutnya, sekarang PBNU sudah menerapkan aturan yang tegas dan super ketat. Calon ketua yang tidak pernah mengikuti kaderisasi disemua jenjang, tidak bisa mencalonkan diri sebagai ketua. ”Jadi NU sekarang tegas, nggak main-main dalam menentukan calon ketua dan pengurus NU-nya, baik ditingkat pusat sampai ranting NU,” tegasnya lagi.

Dihadapan peserta Konfercab dan pejabat yang hadir, Kiai Masyhuri kembali mengingatkan bahwa ada 2 warisan pendiri NU yang harus dijaga dan dirawat. Petama, berupa keberagamaan Islam Ahlu Sunnah wal Jamaah (Aswaja), yang dipresentasikan oleh NU dalam bentuk simbol bendera berwarna hijau, bola dunia, tali dan 9 bintang. Kedua, warisan NKRI yang berdasarkan Pancasila yang dipresentasikan dalam lambang Bendera Merah Putih.

Baca Juga :  Buletin Jum’at Risalah NU edisi 20

”Kedua warisan inilah yang menjadi pegangan kita sebagai dasar beragama dan berbangsa, bernegara. Maka kewajiban kita adalan merawatnya,” ujarnya.

Sebagai generasi bangsa yang menikmati warisan para pendiri bangsa, harus bersyukur sekaligus merawat warisan tersebut. Bagaimana cara bersyukurnya? ”NU harus kita majukan, NKRI harus kita jaga, bagaimana NU di Depok maju dan berkembang. Kalau NU tidak di jaga, maka tunggulah masa kehancurannya,” tegasnya.

Di ahir sambutannya, Kiai Masyhuri berpesan dalam Perkum NU disebutkan bahwa pada tingkat MWCNU sekurang-kurangnya dalam 1 tahun harus melakukan kaderisasi. Ini harus menjadi keputusan dan program reil dalam konfrensi dan sebagai bagian menjaga warisan daripada pendiri NU.

”Kalau mau mbangun NU harus dan oleh warga NU, bukan Pak Danrim, bukan walikota dan lainnya, mereka sebagai mitra. Dan operator program dalam membangun NU adalah para kader-kader penggerak NU,” ungkapnya.

Ia berharap NU Depok kedepan semakin maju dan berkembang. Kegiatan keagamaan sosial kemasyarakatan melalui sinergi dengan berbagai pihak, sehingga mampu menjadikan kota Depok yang maju dan menjadi kebanggaan NU dan Indonesia.

 

KH Achmad Solechan – KH Damanhuri Pimpin PCNU Depok

Pada perhelatan Konfercab, KH Achmad Solechan kembali terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Depok dan KH Damanhuri sebagai Rais Syuriyah masa khidmah 2024-2029.

KH Damanhuri terpilih berdasarkan hasil sidang Ahlul Halii Wal Aqdi (AHWA) yang beranggotakan lima orang yakni KH Syihabudin Ahmad, KH Damanhuri, KH Abdul Mujib, KH Zaenal Arifin, dan KH Zarkasih,

Dalam pidatonya, KH Achmad Solechan mengaku mendapat dorongan dari para kiai lainnya untuk kembali mencalonkan diri sebagai ketua PCNU Kota Depok. Ia berharap di kepengurusan yang baru ini, NU dapat memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat. “Saya niat berkhidmah kembali untuk NU atas permintaan dari para kiai dan tokoh NU maupun dari warga Nahdliyin. Dengan mengharapkan keridhoan dari Allah. Semoga bisa terus memajukan NU Kota Depok dan memberikan manfaat bagi masyarakat secara luas,” ujarnya.

Baca Juga :  LD PBNU dan Fakultas Dakwah UIN Ar-Raniry Aceh MoU Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Professional

Ia menambahkan, pada kepengurusan sebelumnya fokus organisasi adalah membangun konsolidasi ideologi melalui pengaderan di tingkat cabang hingga ranting.  “Ke depan dalam memajukan organisasi secara internal kita akan melakukan konsolidasi tingkat kota, memperkuat MWCNU atau Banom. Dengan bergerak bersama dalam memuliakan warga NU dan masyarakat pada umumnya,” terangnya.

Tak hanya itu, lanjutnya, PCNU Kota Depok akan fokus melakukan pembangunan di berbagai bidang termasuk ekonomi, kesehatan, dan pendidikan.  Di bidang ekonomi, lanjutnya, NU Kota Depok akan menggerakkan UMKM warga melalui distribusi dan  pemasaran yang diwadahi koperasi NU yang menjadi sentra bisnis serta penguatan pasar.

“Tentu juga dengan penguatan keluarga agar terhindar dari ancaman seperti narkoba, kekerasan dan lainnya. Dengan mendidik keluarga hebat, harmonis dan mencetak generasi  yang bisa memenangkan kompetisi di masa depan,” katanya. (hud)

Leave A Reply

Your email address will not be published.