RISALAH NU ONLINE, Jakarta – Wakil Sekretaris Jendral Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Safira Machrusah mengungkapkan saat ini PBNU di bawah kepemimpinan KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) memberikan peran yang lebih signifikan kepada perempuan dalam struktur kepengurusan PBNU. Menurut Safira, Gus Yahya memberikan kesempatan yang lebih besar bagi perempuan untuk berkontribusi aktif dalam organisasi.
“Alhamdulillah di periode Gus Yahya ini, perempuan itu diakomodir untuk menjadi bagian pengurus tanfidziyah. Ini adalah kali pertama perempuan ada di tanfidziyah, sebelumnya perempuan hanya (diberikan tanggung jawab) menjadi A’wan, itupun hanya satu,” ujar Safira.
Beliau menambahkan terdapat 13 perempuan yang kini tergabung dalam kepengurusan PBNU, mencerminkan komitmen kuat dari Gus Yahya untuk mengapresiasi keterlibatan perempuan dalam organisasi. Menurutnya saat ini keterlibatan perempuan tidak lagi dibatasi oleh peran-peran khusus, tetapi perempuan kini dapat berperan penuh di berbagai lini.
“Artinya, Gus Yahya benar-benar mengapresiasi perempuan yang tidak harus dikapling-kapling, perempuan tidak harus di Muslimat atau Fatayat, perempuan tidak harus terbatas pada peran tertentu,” katanya.
Pernyataan Safira tersebut disampaikan dalam gelaran acara Latihan Pelatih Nasional (Latpelnas) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) di BBPVP, Bekasi, pada Kamis, 19 September 2024. Latpelnas merupakan sebuah ajang pelatihan kaderisasi nasional yang diselenggarakan oleh Pimpinan Pusat IPPNU. Latpelnas 2024 bertujuan untuk melatih para pelatih yang akan menjadi ujung tombak dalam proses kaderisasi organisasi, memperkuat kompetensi kepemimpinan perempuan muda NU di seluruh Indonesia. Acara ini juga menjadi momentum penting dalam memperkuat jaringan perempuan muda NU yang berperan aktif dalam bidang sosial, pendidikan, dan kebangsaan.
Safira berharap dengan adanya ruang yang lebih luas bagi perempuan di PBNU, Latpelnas menjadi platform strategis untuk menyiapkan perempuan-perempuan muda NU yang siap mengambil peran kepemimpinan yang lebih besar dan setara, sesuai dengan semangat inklusivitas yang ditekankan oleh Gus Yahya. Langkah ini diharapkan dapat membuka peluang lebih luas bagi perempuan untuk turut serta dalam membawa perubahan dan kemajuan dalam organisasi tanpa adanya dikotomi yang membatasi peran mereka.
Pernyataan Safira ini sejalan dengan pandangan Ketua Umum Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), Whasfi Velasufah, yang menekankan pentingnya persiapan bagi generasi muda NU dalam menghadapi tantangan global. Dalam sambutannya di acara Latihan Pelatih Nasional (Latpelnas) IPPNU, Vela mengungkapkan alasan penggunaan bahasa Inggris sebagai tema acara, merujuk pada pergerakan PBNU yang kini memiliki jangkauan internasional di bawah kepemimpinan Gus Yahya.
“Oleh sebab itu baik saya maupun rekanita semua harus mempersiapkan hal itu, karena masa depan NU ada di tangan kita semua,” ujar Vela, sapaan akrabnya.
Dengan inisiatif ini, NU tidak hanya berfokus pada pengembangan kader di dalam negeri, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk berperan di kancah global, sejalan dengan visi inklusivitas dan keberagaman yang ditekankan oleh Gus Yahya.