Dekan FISIPOL UGM Soroti Lima Aspek Penguatan Pesantren di Simposium Pesantren 2024

0

RISALAH NU ONLINE, Yogyakarta – Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) UGM, Dr. Wawan Mas’udi, dalam acara Simposium Pesantren 2024 menekankan pentingnya penguatan lima aspek kunci dalam pengembangan pesantren sebagai pilar masa depan Indonesia. Simposium yang bertajuk “Strategi Penguatan Pesantren Sebagai Pilar Masa Depan Indonesia” ini merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Agama RI, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), dan FISIPOL UGM.

Dr. Wawan menyampaikan bahwa pesantren harus mampu beradaptasi dengan perubahan sosial di berbagai tingkat, mulai dari lokal, nasional, hingga global. “Sangat penting untuk mendiskusikan ke arah mana pesantren masa depan harus kita kembangkan dan kita kelola tentunya dengan segenap modal sosial dan tradisi yang kita punya,” katanya dalam sambutan melalui rekaman video yang tayang di Auditorium FISIPOL UGM, Selasa, (8/10/2024).

Selain itu, Dr. Wawan menekankan pentingnya pengembangan metode dakwah yang lebih relevan dengan zaman. Menurutnya, pesantren harus mampu menjangkau tidak hanya santri yang ada di dalam lingkungan pendidikan pesantren, tetapi juga masyarakat luas. “Pesantren perlu mengembangkan model dakwah yang kekinian, sehingga dapat menjangkau bukan hanya generasi muda di pesantren, tetapi juga masyarakat secara umum,” ujarnya.

Tantangan lain yang dihadapi pesantren, menurut Dr. Wawan, adalah tata kelola internal yang lebih modern. Beliau mengungkapkan saat ini pesantren dihadapkan pada tantangan tata kelola internal terkait dengan aspek-aspek bagaimana menghadirkan pengelolaan model pesantren yang relevan dengan perkembangan nilai modern saat ini, seperti kebersihan, akuntabilitas, keberagaman, dan lain sebagainya.

Lebih jauh, Dr. Wawan juga menyoroti bahwa pesantren harus mengambil bagian dalam agenda pembangunan berkelanjutan, seperti terkait perubahan iklim. Menurutnya pesantren dapat menjadi bagian dari upaya global dalam mengatasi isu perubahan iklim dengan mengintegrasikan ajaran agama dengan agenda global terkait sustainabilitas.

Baca Juga :  12 Kontainer Bantuan LAZISNU dan Poroz Dikirimkan untuk Rakyat Palestina lewat Yordania

Di tengah perkembangan teknologi digital yang masif, pesantren juga harus mampu beradaptasi dengan teknologi. Dr. Wawan menekankan bahwa pesantren perlu memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan memperluas jangkauan dakwah.

Ia berharap simposium ini akan menghasilkan rekomendasi kebijakan yang konkret untuk memperkuat posisi pesantren dalam menghadapi tantangan masa depan. “Harapannya, dari simposium ini kita bisa menghasilkan satu rumusan atau rekomendasi kebijakan untuk masing-masing aspek. Rekomendasi ini menjadi sangat penting karena kita sudah memiliki Undang-Undang Pesantren, namun banyak aspek yang perlu kita detailkan dan implementasikan dengan lebih baik,” pungkasnya.

Leave A Reply

Your email address will not be published.