RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Menteri Wakaf sekaligus Penasihat Presiden Mesir, Syeikh Dr. Usamah Sayyid Mahmud Muhammad al-Azhari bersilaturahim ke Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jl Kramat Raya, No.164 Jakarta Pusat, pada Senin siang, 21 Oktober 2024.
Syeikh Usamah yang juga merupakan salah satu ulama Al Azhar dengan kepakaran dalam bidang hadits, sejarah, dan merupakan ulama yang memiliki sanad keilmuan internasional tersebut disambut dengan hangat oleh Rais ‘Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar dan Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf beserta jajaran pengurus PBNU lainnya.
Wakil Sekretaris Jenderal PBNU, Dr. H. Ginanjar Sya’ban yang turut mengikuti dalam pertemuan tersebut mengungkapkan kunjungan Syeikh Usamah ke Indonesia yakni dalam rangka menghadiri pelantikan Presiden Indonesia, Prabowo Subianto dan melakukan kunjungan ke beberapa instansi di Indonesia, salah satunya ialah Nahdlatul Ulama (NU).
“Beliau berdoa agar kepemimpinan Indonesia yang baru ini bisa membawa Indonesia menjadi lebih maju, lebih berkah, dan sejahtera,” ujar Ginanjar.
Ginanjar juga menyatakan Syeikh Usamah memberikan penghormatan tinggi kepada NU, sebab NU merupakan institusi keagamaan yang sangat bersejarah dan yang paling cocok dengan Al Azhar, baik dari aspek ideologi, gerakan, dan pemikiran kebangsaan juga keumatan.
“Syeikh Usamah secara khusus tadi menyinggung tentang hubungan kedekatan antara NU dengan Al Azhar dari sejak NU didirikan pada tahun 1926,” tambah Ginanjar.
Syeikh Usamah juga menyinggung tentang kebesaran sosok Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari dan banyak mengatakan terkait kedekatan ulama-ulama Al Azhar dengan NU. Hingga saat ini dokumen atau arsip yang dikirimkan oleh Hadratussyaikh pada Syeikh Al Azhar dan Grand Mufti pada masa itu masih tersimpan dengan baik.
“(dokumen) membicarakan tentang NU, tentang keumatan, juga tentang ahlussunnah wal jamaah,” terangnya.
Adapun pihak PBNU menyambut kunjungan Syeikh Usamah dan juga menyampaikan kedekatan hubungan antara NU dengan Al Azhar. Disebutkan juga ada salah satu ulama Mesir yang turut menghadiri ketika NU didirikan, yakni Syeikh Ahmad Wan Najm Al Amir.(Anisa)