RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Konferensi Internasional Humanitarian Islam diselenggarakan selama satu hari penuh di Ballroom Hotel Grand Hyatt, Jakarta Pusat pada Rabu (6/11/2024).
Para sarjana dan akademisi dari Indonesia, Eropa, Amerika, dan Afrika menyampaikan berbagai gagasannya dalam payung besar Humanitarian Islam (Al-islam lil Insaniyah/Islam untuk Kemanusiaan) yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini.
Dalam konferensi tersebut, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menyampaikan apresiasi atas penelitian yang telah dipresentasikan para akademisi dalam membumikan wacana Humanitarian Islam ini.
“Saya mengapresiasi dan berterima kasih atas kontribusi Anda sekalian dalam Konferensi Humanitarian Islam ini,” ujar Gus Yahya.
Salah seorang akademisi, Robert W. Hefner (Profesor dari Boston University) mengemukakan kekhawatirannya terhadap pihak-pihak yang mencari celah untuk mengambinghitamkan NU melalui narasi Humanitarian Islam ini.
“Kampanye yang menyebarluas di internet berisi upaya untuk mengambil langkah (menghitamkan) keterlibatan serius terhadap Humanitarian Islamdan realitas NU dalam 15 tahun terakhir,” ujar Hefner.
Menanggapi hal tersebut, Gus Yahya juga mengemukakan PBNU siap menghadapi beragam tantangan di depan demi terwujudnya perdamaian dunia atas dasar kemanusiaan.
“Kami mengerti sejak awal upaya ini tidak akan mudah. Ini adalah suatu tantangan besar yg harus dihadapi dalam upaya ini. Namun, kami memilih utk melakukan lebih lagi untuk memulai dalam momen saat ini,” tutur Gus Yahya.
Ia berpendapat bahwa PBNU merasa ini saat yang tepat untuk memulai dan bersiap dengan segala tantangan.
“Kami melihat ini momentum yang baik yg bisa kami lakukan, apapun tantangan yang kami hadapi, kami akan pikirkan dan atasi,” tegasnya.
Ia menambahkan, “kami percaya anda semua teman-teman akan hadir saat kami membutuhkan bantuan.”
Konferensi ini akan menghasilkan sebuah buku yang diterbitkan di Amerika Serikat dan akan dipublikasikan secara global. Hal ini merupakan upaya PBNU dalam menyampaikan pesan perdamaian dan agama hadir sebagai solusi bukan sumber konflik yang belakangan semakin meluas
Selain itu, juga diperlukan adanya kajian ulang dalam hukum internasional yang berlaku di dunia saat ini untuk menghapus hegemoni pihak tertentu dan meniadakan penindasan pada pihak yang lemah.
Ekalavya