PBNU Tegaskan Pentingnya Spirit Humanitarian dan Pendekatan Ashoka dalam KTT Islam-Buddha di Kamboja  

0

RISALAH NU Online, Phnom Penh – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) turut hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Islam-Buddha yang digelar di Sokha Phnom Penh Hotel & Residence, Kamboja, Kamis (27/2/2025). Wakil Sekretaris Jenderal PBNU, H. Ahmad Ginanjar Sya’ban, hadir mewakili Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dalam konferensi bertema “Dialog Peradaban dalam Melayani Kemanusiaan” ini.

Dalam pidatonya, Ginanjar menegaskan pentingnya menegakkan toleransi, dialog, perdamaian, dan kasih sayang sebagai fondasi hidup berdampingan antarumat beragama.

“Kita semua percaya bahwa nilai-nilai luhur ini merupakan prinsip dasar untuk membangun peradaban yang harmonis,” ujarnya.

Ia menambahkan, NU sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia berkomitmen untuk mempromosikan nilai-nilai tersebut guna meningkatkan keamanan, stabilitas, dan kerukunan antarumat beragama.

Ginanjar juga menyoroti pentingnya Pendekatan Ashoka (Ashoka Approach), yang merujuk pada nilai-nilai toleransi dan harmoni yang dipraktikkan pada masa Kaisar Agung Ashoka pada abad ketiga sebelum Masehi.

“Wilayah ini memiliki warisan luhur tentang dialog peradaban dan toleransi. Pendekatan Ashoka dapat menjadi inspirasi untuk menghidupkan kembali semangat hidup berdampingan antarumat beragama,” paparnya.

Ia menekankan bahwa toleransi dan dialog bukan hanya tanggung jawab satu kelompok, melainkan harus dilakukan bersama-sama melalui kolaborasi.

“Kami berupaya bahu-membahu untuk memperkuat konsep-konsep ini dan menjadikannya bagian otentik dalam budaya masyarakat,” kata Ginanjar.

KTT ini dihadiri oleh sejumlah tokoh terkemuka dari berbagai negara, organisasi, dan agama. Di antaranya adalah Ketua Umum Dewan Fatwa Uni Emirat Arab Syekh Abdallah bin Mahfudh ibn Bayyah, Wakil Presiden Badan Peradilan Sangha Kerajaan Kamboja Samdech Preah Oddomchariya Dr. Chhoeun Bunchea, serta Menteri Kultus dan Agama Kerajaan Kamboja Chay Borin.

Perdana Menteri Kamboja, Samdech Moha Borvor Thipadei Hun Manet, turut menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya konferensi ini. “Ini adalah pertemuan puncak Liga Muslim Dunia pertama di Kamboja. Acara ini menunjukkan solidaritas dan kerukunan beragama di negara kami,” ujarnya.

Kamboja, dengan 93% penduduknya beragama Buddha dan 5% muslim, menjadi contoh nyata koeksistensi positif antarumat beragama. Konferensi yang diinisiasi oleh Liga Muslim Dunia ini dihadiri oleh sekitar 180 delegasi dari 31 negara, menandai langkah penting dalam memperkuat dialog dan kerja sama global untuk kemanusiaan.

Melalui KTT ini, PBNU berharap dapat terus berkontribusi dalam membangun spirit humanitarian dan mempromosikan nilai-nilai toleransi yang menjadi fondasi perdamaian dunia.

Ekalavya

Leave A Reply

Your email address will not be published.