Risalah NU Edisi 35

Rp15,000.00

Description

NU MENEGASKAN KEUTUHAN NKRI

Risalah NU edisi 35 tahun 2012 menurukan rekomendasi tentang penegasan kembali NU terhadap NKRI yang tertuang dalam rekomendasi hasil Munas dan Konbes NU di Ponpes Kempek, Cirebon, Jawa Barat. Sehingga dalam laput, kami mewawancarai langsung Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengenai NU secara komprehensif. Pembaca budiman bisa menyimak jawaban-jawaban dari Ketum PBNU tersebut.

Kasus kekerasan atas nama agama di Sampang tentu menjadi alarm atau pertanda bahwa kasus intoleransi beragama di Indonesia sudah berada di titik nadir. Tidak mengherankan jika sebanyak 40% anggota Dewan HAM PBB pernah berpendapat isu intoleransi agama di Indonesia sebagai masalah penting yang harus menjadi perhatian khusus serta dapat dengan cepat mengupayakan solusinya. Sebab kebebasan di negeri ini seolah-olah terus dikebiri. Kaum minoritas baik seperti aliran atau kelompok-kelompok lain tidak memiliki ruang dan selalu menjadi bulan-bulanan kelompok mayoritas. Pakaian kebinekaan dalam berbangsa pun seolah tidak lagi dikenakan.

Kedua adalah ancaman terorisme. Bahwa terorisme masih eksis di negeri ini dan yang menjadi tempat sasaran dan berkumpulnya para teroris ini di Kota Surakarta Solo Jawa Tengah. Oleh karena itu, orang tua kita diminta untuk mewaspadai gerakan-gerakan yang akan mengancam nyawa orang lain.

Untuk itulah PBNU pada tanggal 14-17 September 2012 menyelenggarakan Munas Alim Ulama dan Konferensi Besar NU. Sebelum Munas dan Konbes NU dimulai ada beberapa banyak acara yang diselenggarakan oleh PBNU baik di Jakarta maupun di daerah/provinsi. Salah satunya adalah tentang mengembalikan hak pangan untuk kedaulatan petani. Acara sengaja digelar di Makassar mengingat daerah ini menjadi salah satu basis warga NU dan pertanian merupakan salah satu sektor penting di Sulawesi Selatan.

Selain hasil Munas dan Konbes, dalam rubrik lain seperti Fikroh, kami mengangkat tentang sejarah pertemuan Sunni, Syiah yang ditulis oleh intelektual Muslim Dr. Abdul Moqsith Ghazali. Ia mengharapkan ada sebuah dialog untuk membangun saling pengertian antara Sunni dan Syiah sangat diperlukan agar kerukunan tercapai dan korban tak terus berjatuhan.

Sementara tarikh, kami mengangkat KH Tubagus Muhammad Falak bin KH Tubagus Abbas adalah seorang kiai kharismatik yang dilahirkan dan dibesarkan dalam lingkungan pesantren dan kemudian dikenal luas oleh kalangan masyarakat sebagai pemimpin rohani dalam gerakan sufi sebagai mursyid Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsyabandiyah yang mengambil ijazah langsung dari Syekh Abdul Karim Banten. Dan tentunya masih banyak berita-berita yang aktual, tajam baik tentang keNUan dan kebangsaan, jangan sampai ketinggalan.

Selamat membaca dan beli…

Reviews

There are no reviews yet.

Be the first to review “Risalah NU Edisi 35”

Your email address will not be published. Required fields are marked *