KHUTBAH JUMAT: SINGKRONISASI IBADAH INDIVIDUAL DAN SOSIAL

0

Dr. KH. Zakky Mubarak, MA

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ وَلاَ عُدْوَانَ إِلاَّ عَلَى الظَّالِمِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. يَا أَيُهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِلَّيۡسَ ٱلۡبِرَّ أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمۡ قِبَلَ ٱلۡمَشۡرِقِ وَٱلۡمَغۡرِبِ وَلَٰكِنَّ ٱلۡبِرَّ مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ وَٱلۡكِتَٰبِ وَٱلنَّبِيِّنَ وَءَاتَى ٱلۡمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ ذَوِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡيَتَٰمَىٰ وَٱلۡمَسَٰكِينَ وَٱبۡنَ ٱلسَّبِيلِ وَٱلسَّآئِلِينَ وَفِي ٱلرِّقَابِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَٱلۡمُوفُونَ بِعَهۡدِهِمۡ إِذَا عَٰهَدُواْۖ وَٱلصَّٰبِرِينَ فِي ٱلۡبَأۡسَآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَحِينَ ٱلۡبَأۡسِۗ أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ صَدَقُواْۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُتَّقُونَ. قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اْلبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ، وَالإِثْمُ مَا حَاكَ فِيْ نَفْسِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ.

Hadirin jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah

Amal kebajikan atau amal shaleh secara umum dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu amal individual dan amal sosial.  Amal indovidual adalah kegiatan yang manfaatnya hanya diperuntukkan orang per orang. Ia dapat membentuk diri seseorang menjadi baik, seperti melaksanakan I’tikaf, zikir, tahlil, tahmid, dan sebagainya. Amal ini manfaat besarnya hanya diperoleh perseorangan. Amal sosial adalah amal kebajikan yang manfaatnya selain untuk individu, juga untuk masyarakat secara umum. Amal seperti ini sangat dicintai oleh banyak orang, karena mendatangkan kemaslahatan secara umum. Sebagai contoh dari amal kebajikan, antara lain kegiatan belajar dan mengajar, kegiatan ekonomi, kegiatan pertanian, perkebunan, perdagangan, pembangunan pabrik-pabrik yang dikembangkan secara luas, sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang sangat banyak.

Kedua jenis ibadah itu sangat penting bagi setiap pribadi muslim. Namun demikian, amal ibadah yang bersifat sosial, itu manfaatnya jauh lebih besar dari amal ibadah individual.  Apabila kita memperhatikan ayat-ayat al-Qur’an dan beberapa bimbingan al-Sunnah, maka kita jumpai banyak sekali yang mengarahkan umat manusia agar rajin melaksanakan amal sosial tersebut. Misalnya, ayat yang menjelaskan tentang al-birru atau aktivitas yang mengarah pada kebajikan.

لَّيۡسَ ٱلۡبِرَّ أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمۡ قِبَلَ ٱلۡمَشۡرِقِ وَٱلۡمَغۡرِبِ وَلَٰكِنَّ ٱلۡبِرَّ مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ وَٱلۡكِتَٰبِ وَٱلنَّبِيِّنَ وَءَاتَى ٱلۡمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ ذَوِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡيَتَٰمَىٰ وَٱلۡمَسَٰكِينَ وَٱبۡنَ ٱلسَّبِيلِ وَٱلسَّآئِلِينَ وَفِي ٱلرِّقَابِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَٱلۡمُوفُونَ بِعَهۡدِهِمۡ إِذَا عَٰهَدُواْۖ وَٱلصَّٰبِرِينَ فِي ٱلۡبَأۡسَآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَحِينَ ٱلۡبَأۡسِۗ أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ صَدَقُواْۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُتَّقُونَ

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (QS. Al-Baqarah, 02:177).

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa amal sosial itu terdiri dari: (1) beriman kepada Allah dengan iman yang kuat yang dipersonifikasikan dalam tigal hal, yaitu menyakini dalam hati, mengikrarkan dengan lisan, dan merealisasikan dalam amal perbuatan. Apabila iman itu diibaratkan matahari, maka amal shaleh dan amal kebajikan secara umum adalah merupakan sinarnya. Beriman kepada Allah s.w.t. harus selalu dijaga kelestariannya, sehingga tetap berada pada puncak keimanan. Hal ini perlu diperhatikan karena iman seorang muslim itu bisa bertambah atau berkurang.  Amal kebajikan yang ke (2) adalah percaya pada hari akhirat, yaitu hari kebangkitan manusia setelah manusia wafat. Di akhirat itu, semua manusia akan dibalas sesuai dengan amal perbuatannya masing-masing. Kebaikan akan dibalas dengan kebaikan, dan keburukan akan dibalas dengan azab. Amal kebajikan yang ke (3) beriman pada para malaikat dengan segala perannya dalam kehidupan mereka.

Amal yang ke (4) adalah mempercayai kitab-kitab Allah atau kitab suci. Kitab-kitab itu seluruhnya berjumlah 104 yang diturunkan kepada para nabi dan rasul. 104 kitab itu terangkum dalam 4 kitab, yaitu Taurat, Zabur, Injil, dan al-Qur’an. 4 kitab tersebut semuanya terangkum dalam al-Qur’an. Karean itu, barang siapa yang mempraktekkan ajaran al-Qur’an, berarti juga mempraktikkan ajaran semua kitab suci tersebut. Amal sosial yang ke (5) adalah percaya kepada para nabi dan rasul yang diutus oleh Allah s.w.t. kepada semua bangsa. Jumlah para nabi itu seluruhnya 124.000, sedangkan jumlah para rasul adalah 313. Dari jumlah itu, yang tercantum dalam al-Qur’an adalah 25 nabi dan rasul, dari Nabi Adam a.s. sampai Nabi Muhammad s.a.w..

Ayat di atas selanjutnya menjelaskan tentang amal-amal sosial yang lebih luas lagi, yaitu menginfakkan harta yang dicintainya pada anak-anak yatim, orang miskin, musafir atau orang yang berada dalam perjalanan, membebaskan perbudakan, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka yang senantiasa menepati janji. Selanjutnya yang termasuk ibadah sosial yang memberikan dampak baik kepada sesama manusia, yaitu mereka yang menabalkan diri dalam kesabaran dalam menghadapi berbagai kesulitan dan mereka yang selalu menjaga imannya dengan baik. Setiap orang yang melakukan amalan sebagaimana yang disebutkan di atas, digolongkan sebagai orang-orang yang bertakwa. Sedangkan orang yang menolak amalan tersebut, tergolong dalam para pendusta agama, yaitu mereka yang menzalimi anak-anak yatim, enggan membantu orang-orang miskin, dan menolak memberikan pertolongan pada mereka yang amat membutuhkan.

Kaum Muslimin yang kami muliakan

Sebagai makhluk sosial, manusia satu sama lain saling membutuhkan dan saling terkait dalam kesibukan sehari-hari. Orang-orang beriman diarahkan agar bergaul dengan sesama umat manusia dengan akhlak yang luhur dan sikap yang lemah lembut. Apabila seseorang memiliki sikap yang kasar dan keras hati, pasti akan dijauhi dan tidak disukai oleh sesamanya. Bergaul dengan sesamanya dengan sikap yang rendah hati, akan mengantarkan seseorang pada kesuksesan. Sebaliknya, mereka yang bergaul dan menampakkan keangkuhan dan kesombongannya, tidak akan memperoleh tempat yang menyenangkan dalam pergaulan di tengah masyarakat. Setiap diri manusia memiliki amarah atau nafsu, karena itu yang terbaik dari mereka adalah orang yang dapat menahan amarah atau nafsu itu dan menebarkan maaf seluas-luasnya, memalingkan diri dari perbuatan yang tercela.

Sesungguhnya, barang siapa yang memaafkan dan berbuat baik kepada sesamanya, akan memperoleh kehidupan yang layak. Apabila suatu saat seorang muslim mendapatkan perlakuan yang tidak wajar dari salah seorang temannya, maka hendaklah membalas perilaku yang tidak baik itu dengan aktivitas yang lebih baik. Dengan demikian, ia telah berusaha memberikan nasehat kepada saudaranya terhadap perilaku yang tidak baik itu. Selanjutnya, akan terjalin persaudaraan, meskipun awalnya saling bermusuhan. Larangan saling mengejek dan mengolok-olok orang lain, merupakan bagian dari perilaku yang terpuji bagi setiap orang. Dengan demikian, persaudaraan sesama umat manusia akan terjalin dengan baik dan berjalan sesuai dengan fitrahnya. Langkah selanjutnya adalah menghindari prasangka yang buruk terhadap sesamanya, larangan menceritakan keburukan orang lain dan mencai kesalahan serta kekurangannya. Setiap orang memperoleh karunia, rizki, kedudukan, dan pendukung yang tidak sama. Ada di antara mereka memperoleh kedudukan yang tinggi, ada yang memperoleh rizki yang melimpah, ada yang memiliki pengikuti yang banyak.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Dalam kenyataan seperti ini, hendaknya kita tidak bersikap iri atau dengki, karena semua itu hakikatnya adalah karunia Allah yang terlah ditakdirkan untuk semua umat manusia. Berbuat baik kepada orang lain sebagaimana berbuat baik kepada diri kita sendiri, merupakan langkah yang terpuji. Dengan cara ini, maka gairah untuk saling berbuat baik akan tumbuh kembang di tengah masyarakat. Bekerja sama dan saling tolong menolong dalam menegakkan kebaikan dan ketakwaan, merupakan kegiatan yang harus dilakukan setiap orang muslim dan selanjutnya menolak bekerjasama dalam dosa dan permusuhan. Berlaku adil dalam segala hal, merupakan tuntunan yang sangat luhur, karena dengan keadilan itu, semua orang akan merasakan kebahagiaan dan kenikmatan dalam kehidupannya. Sebaliknya, apabila keadilan telah ternoda dalam kehidupan masyarakat, maka akan timbul berbagai macam kebencian, permusuhan dan bahkan bisa menimbulkan perpecahan yang sangat keras. Karena itu, kita tidak boleh membela orang-orang yang jahat, orang-orang yang berbuat kesalahan, dan harus memberikan nasehat kepada mereka agar meninggalkan perbuatan tercela tersebut.

Sebagai makhluk sosial yang satu sama lain saling membutuhkan dan saling mengisi, maka diarahkan kepada umat manusia agar tidak bersilang sengketa satu dengan lainnya. Sebaliknya kita harus bersatu dalam mewujudkan kemaslahatan yang besifat umum bagi kehidupan umat manusia. Apabila dijumpai perselisihan di tengah masyarakat, maka lakukanlah usaha yang maksimal dan tulus untuk mendamaikan mereka dengan adil. Dengan demikian, permusuhan di antara umat manusia akan sirna.  Pada saat kita bergaul dengan mereka yang berbeda agama, lakukanlah kepada mereka sikap yang adil dan bersahabat. Dengan demikian, maka persaudaraan yang disebut ukhuwah insaniah, akan terjalin dengan baik. Jangan mencela ajaran agama lain, karena akan mengakibatkan timbulnya permusuhan antar umat beragama dan hal itu merupakan bahaya yang merusak kedamaian dan kemaslahatan.

وَلَا تَسُبُّواْ ٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ فَيَسُبُّواْ ٱللَّهَ عَدۡوَۢا بِغَيۡرِ عِلۡمٖۗ كَذَٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ أُمَّةٍ عَمَلَهُمۡ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّهِم مَّرۡجِعُهُمۡ فَيُنَبِّئُهُم بِمَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ

Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan. (QS. Al-An’am, 06:108).

Jangan sekali-kali mencaci orang tua teman kita, karena nanti ia akan mencela orang tua kita. Setiap orang yang mencaci orang tua temannya, berarti ia mencaci orang tuanya sendiri.

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآياَتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ أَشْهَدُ أَنْ لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلَهُ, أَرْسَلَهُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ. اَللّهُمَّ ارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ وَعَنْ جَمِيْعِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ اَللّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ إِيْمَانًا كَامِلًا وَيَقِيْنًا صَادِقًا وَقَلْبًا خَاشِعًا وَلِسَانًا ذَاكِرًا وَتَوْبَةً نَصُوْحًا اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمْسُلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ اَللّهُمَّ أَصْلِحِ الرُعَاةَ وَالرَّعِيَّةَ وَاجْعَلْ إِنْدُوْنِيْسِيَّا وَدِيَارَ الْمُسْلِمِيْنَ آمِنَةً رَخِيَّةً رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فىِ السِّرِّ وَالْعَلَنِ وَجَانِبُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

 

 

 

 

 

Leave A Reply

Your email address will not be published.