Hidupkan Dakwah Ramah ala Wali Songo, Ketua LD PBNU Tekankan Etika dan Kasih Sayang

0

RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU), Abdullah Syamsul Arifin (Gus Aab) menyampaikan pesan kuat tentang prinsip dakwah yang penuh kelembutan dalam acara rutin Dakwah Sphere ke-5 yang diselenggarakan di Plaza Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jakarta. Acara ini dihadiri para tokoh ulama, dai, dan mubaligh dari berbagai daerah, termasuk peserta daring dari seluruh Indonesia dan luar negeri.

Dalam sambutannya, beliau menegaskan pentingnya menjalankan dakwah dengan pendekatan yang penuh kasih sayang dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

“Tugas kita itu membasmi penyakit bukan membunuh orang yang sakit. Bencilah kesalahan tapi jangan pernah membenci orang yang salah. Yang dibenci kesalahannya bukan orang yang salah. Orang yang salah adalah manusia. Ada hak kemanusiaan yang harus kita junjung tinggi, yang harus kita hormati, dan diajak untuk terus menjadi orang baik. Untuk terus menjadi orang baik dengan kelembutan,” ujarnya pada Selasa malam, (13/05/25).

Acara yang berlangsung meskipun dalam kondisi hujan ini tidak menyurutkan antusiasme para peserta. Turut hadir sejumlah tokoh ternama seperti K.H. Abi Gifran, Ustazah Yati Nuryati, serta Ketua LDNU Provinsi Gorontalo, Sayidil Habib Salim bin Abdurrahman Aljubri. Diketahui juga bahwa tokoh lain seperti Bang Bedu dijadwalkan turut memeriahkan kegiatan.

Gus Aab menyampaikan bahwa kegiatan Dakwah Sphere merupakan bagian dari upaya penguatan kapasitas para dai dan daiyah NU di seluruh tingkatan, dari pusat hingga cabang istimewa di luar negeri. Ia menekankan bahwa dakwah di era kini harus mengakomodasi dua jagat, yaitu jagat nyata dan jagat maya.

Ia mengingatkan kembali tentang pentingnya meneladani pola dakwah Wali Songo yang telah berhasil mengislamkan Nusantara tanpa kekerasan. Pendekatan mereka yang ramah dan rahmah mampu mengubah mayoritas keyakinan masyarakat Nusantara pada masa itu.

“Penduduk Nusantara ini berbalik 90% bahkan lebih menjadi muslim tanpa kekerasan. 90% berubah keyakinannya dan agamanya memeluk agama Islam tanpa ada paksaan,” jelasnya.

Sebagai bekal dakwah di zaman sekarang, beliau kembali mengutip pesan salafus shalih yang relevan dengan semangat moderasi dan toleransi.

“Bencilah kemaksiatan. Tapi bertoleranlah kepada orang yang bermaksiat. Kemaksiatannya yang dibenci bukan orangnya. Orangnya kita ajak pada kebaikan,” katanya.

Ia pun mengingatkan pentingnya beradab dalam perbedaan pendapat.

“Kritik pendapat. Silakan. Urusan benar dan salah didiskusikan. Yang penting jangan terlalu ada klaim-klaim kebenaran. Kritiklah kalau ada pendapat yang kurang tepat. Berikan masukan ketika ada pandangan-pandangan yang agak menyimpang. Tapi tetap muliakan siapapun yang mengatakannya.”

(Anisa).

Leave A Reply

Your email address will not be published.