RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Lembaga Dakwah (LD) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Masjid Istiqlal Jakarta melakukan perjanjian kerjasama (Memorandum of Agreement) tentang kolaboratif program keumatan.
Kerjasama tertuang dalam surat nomor: 114/PKS/LD-PBNU/04/2025 yang ditandatangani Ketua LD-PBNU, Dr. KH. Abdullah Syamsul Arifin (Gus Aab) dan Kabid Diklat Masjid Istiqlal, Dr. KH. Mulawarman Hannase. Penandatanganan dilakukan disela-sela acara rutinan Dakwah Sphere ke 6 di Lobbi Gedung PBNU, Jakarta, Selasa (17/06) malam.
Kolaboratif program keumatan ini diharapkan bisa memaksimalkan Tujuh poin yang menjadi tujuan bersama. Pertama, meningkatkan efektifitas, efisiensi, produktivitas, kreativitas inovasi, mutu dan relevansi pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat. Kedua, mengembangkan jejaring mitra dalam bidang pengabdian kepada masyarakat secara lebih real dan implementatif.
Ketiga, meningkatkan kompetensi dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa. Keempat, meningkatkan kualitas pengabdian kepada masyarakat. Kelima, meningkatkan, memperkuat, memberdayakan, mengembangkan kapasitas serta kualitas Masjid Istiqlal Jakarta dan mitra Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada LD PBNUmencakup potensi sumberdaya manusia, (IPTEKS), infrastruktur penelitian dan kelembagaan.
Keenam, meningkatkan peran maupun kontribusi Masjid Istiqlal Jakarta dan LD PBNU melalui pengabdian kepada masyarakat sehingga dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat luas dan Ketuju, mewujudkan koordinasi yang efektif dan efisien dalam pelaksanaan ruang lingkup kerja sama sesuai dengan tugas dan kewenangan para pihak.
Ketua LD-PBNU, Dr. KH. Abdullah Syamsul Arifin dalam sambutannya, menekankan bahwa tugas utama seorang da’i adalah menjalankan amar ma’ruf nahi munkar, sebagaimana ditegaskan dalam Surah Ali Imran ayat 110. Ia juga mengutip pernyataan Imam al-Ghazali, bahwa seorang da’i tak perlu minder meski tak selalu dikenal atau dihargai semua orang. “Yang penting adalah keikhlasan dalam mengemban amanah dakwah,” tegasnya.
Sementara itu, Dr. KH. Mulawarman Hannase mendorong para dai untuk terus memperkuat literasi keulamaannya melalui program Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI). Ia menjelaskan bahwa program ini merupakan inisiatif Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. AG. KH. Nasaruddin Umar, MA, sebagai bentuk kepedulian terhadap nasib para santri yang telah memberikan kontribusi besar bagi bangsa, namun kerap tertinggal dalam akses beasiswa pendidikan dari negara.
“PKUMI menjadi ikhtiar agar para santri mendapatkan fasilitas yang setara, bahkan prioritas, karena peran mereka sangat vital dalam sejarah dan masa depan bangsa,” ungkapnya.
Selain itu, Kabid Diklat Masjid Istiqlal juga memperkenalkan program-program dakwah rutin Masjid Istiqlal yang berlangsung dari Subuh hingga Maghrib, serta kegiatan malam Jumat seperti istighotsah, yasinan, ratiban, dan kajian tasawuf yang diisi langsung oleh Imam Besar. (hud).