RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) resmi menggelar Akademi Kepemimpinan Nasional (AKN) NU sebagai wadah kaderisasi tingkat tinggi di Hotel Yuan Garden, Jakarta Pusat, Sabtu (21/6/2026).
Acara bertajuk “Kursus Dasar: Memahami Misi Peradaban Nahdlatul Ulama dan Memperoleh Ijazah Ruhaniyah” ini perdana digelar sebagai pendidikan kader strategis yang kurikulumnya telah dirancang selama lebih dari dua tahun oleh PBNU.
Penyelenggaraan AKN NU ini adalah sistem kaderisasi yang merupakan peleburan dari Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU) dam Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU).
AKN NU dihadiri oleh Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), serta sebagian besar jajaran pengurus harian PBNU yang juga menjadi peserta sistem kaderisasi tingkat tinggi ini.
Gus Yahya menjelaskan dalam proses penyusunan kurikulumnya, AKN NU dirancang agar kader NU benar-benar memahami situasi geopolitik global di tengah keadaan dunia yang terus bergejolak.
Ia menyebut pertarungan dalam kondisi global yang sangat tidak pasti sebagai sesuatu yang tidak bisa dihindari oleh NU dan jajaran pengurus di dalamnya. Jika NU masih berada dalam zona nyaman alih-alih mempersiapkan diri, bukan hal yang mustahil jika NU akan kehilangan arah dan menjadi korban dari permainan pihak lain.
“Kalau kita tidak ikut bertarung, maka kita hanya menjadi korban dari permainan yang dilakukan orang lain,” ujar Gus Yahya.
Misalnya pada konflik Rusia-Ukraina dan ketegangan Iran-Israel yang mengakibatkan gejolak perekonomian dan keamanan global di berbagai negara, tak terkecuali Indonesia.
Dalam kegiatan yang akan berlangsung selama dua hari penuh ini, Gus Yahya menyebut para kader akan berkesempatan mencicipi arena pertarungan global melalui interaksi langsung bersama tokoh-tokoh dunia. Salah satunya adalah pemimpin redaksi surat kabar Al-Ahram milik Pemerintah Mesir Mohamed Abu Al-Fadl.
Tujuannya, agar peserta AKN memahami medan dan situasi dunia, memahami visi dan karakter para pelaku geopolitik, hingga akhirnya memahami strategi dan posisi NU dalam ranah global.
“Supaya kita ngerti orang-orang yang tarung itu orangnya macam apa dan dia biasanya bertarung dengan cara apa,” katanya.
Acara dibuka dengan pemukulan gong oleh Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar didampingi oleh Ketum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf, Waketum PBNU Amin Said Husni, Bendahara Umum PBNU Gudfan Arif Ghofur, Penasihat Internasional PBNU C Holland Taylor, dan Timothy Samuel Shah dari CSCV.
Ekalavya