Ziarah Tokoh Penggerak NU Jambi, Abi Burhan

20

Burhan Jamil MY atau akrab disapa Abi Burhan, adalah tokoh penggerak Nahdlatul Ulama (NU) yang menjadi panutan masyarakat Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi.

Burhan Jamil lahir di Grobogan, Jawa Tengah pada 09 Juni 1967. Beliau adalah murid dari K.H. Sya’roni Kudus. Setelah cukup menimba ilmu di Kudus Abi Burhan pindah ke Jambi dan berjuang merintis mendirikan ponpes Raudhatul Mujawwidin bersama sang istri nyai Ulil Azmi Dewi Khafsoh (asal Mojokerto Jatim).

Pada Oktober ini ponpes yang diasuhnya genap berusia Dua Puluh Lima tahun. Sekolah formalnya terdiri dari jenjang TPQ, RA, MI, MTs, MA, Mualimin Mualimat, dan SMK.

Dimata ustadz dan santri, Abi Burhan termasuk sosok yang ramah, halus dan bijaksana. Menurut dean pengajar Ustadzah Al-Barokah, Abi memiliki keilmuan yang sangat luas, dan sosok kiai yang multitalent dan juga visioner serta sangant ngemong, ngopeni ustadz dan santri.

Abi Burhan wafat pada hari Sabtu, 12 September 2020 sekitar pukul 06.30 WIB di Pesantren Ayatirrahman Parung, Bogor, Jawa Barat. Kehadirannya di Bogor dalam rangka mengikuti pelatihan sekaligus silaturahim ke keluarga dan tokoh-tokoh NU. Meski dalam keadaan sakit, semangat Abi Burhan tidak pernah surut bila terkait kegiatan Ke-NU-an.  Abi Burhan adalah sosok pencinta bahkan penggerak NU, khususnya di wilayah Jambi Barat.

Meski sedang sakit, semangatnya berkhidmah di NU tak pernah surut. Kami mengucapkan terima kasih kepada PCNU Bogor yang membantu proses kepulangan jenazah menuju Jambi,” papar Ketua MWCNU Singkut, Kabupaten Sarolangun Ustadz Muttaqin yang saat itu mendampingi Abi Burhan.

Diketahui, bahwa Abi Burhan telah lama mengidap diabetes dan kondisi stamin beliau menurun karena kelelahan dengan segala aktivitas agenda kegiatan yang dilaksanakan.  “Hidup Abi dipersembahkan untuk agama dan NU,” ujarnya.

Abi dan NU bagai sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan. Kami sering berdiskusi tentang NU dan pemikiran-pemikiran Abi sangat menginspirasi kami untuk semangat berkhidmah untuk NU Rimbo Bujang.

Bahkan, Pesantren Raudlatul Mujawwidin adalah pionir pendirian Pimpinan Cabang IPNU-IPPNU Kabupaten Tebo. Hidupnya dihabiskan memikirkan untuk NU dan umat, jadi wajar saja saat beliau pergi, masyarakat Tebo dan sekitarnya sangat terpukul dan merasakan duka mendalam,” tutur Rais MWCNU Rimbo Bujang, Tebo KH Nashihun alhafidz.

Merintis Pesantren Raudhatul Mujawwidin 

KH M. Burhan Jamil merintis Pesantren Raudhatul Mujawwidin dengan membentuk Yayasan Pendidikan Ilmu Al-Qur’an (YPIQ) Raudhatul Mujawwidin yang merupakan lembaga pendidikan Islam berasrama yang berlokasi di Jalan Meranti Timur, Desa Tirta Kencana, Kecamatan Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi.

Sedangkan pendidikan non formal diselenggarakan dalam bentuk pengajian kitab-kitab kuning yang mu’tabaroh dan sistem pendidikan full day dengan pembiasaan dan keteladanan akhlak. Di dalamnya juga terdapat pendidikan Tahfidzul Quran yang mengajarkan dan membimbing para santri untuk bisa menghafal Al Quran dengan baik dan lancar.

Bahkan santri-santri tahfidz ini ada yang mulai menghafal Al Quran sejak usia dini yaitu usia sekolah dasar (SD), selain itu pondok pesantren Raudhatul Mujawwidin juga turut serta memberantas buta huruf Al Quran dengan membimbing para guru Al Quran di masing-masing daerah untuk tidak berhenti belajar dan mendorong mereka untuk mendirikan dan melestarikan lembaga pendidikan Al Quran dalam hal ini TPQ dengan menggunakan metode Qiroati.

Pondok pesantren Raudhatul Mujawwidin sudah memiliki 5 lokasi pondok pesantren yang berbeda. Pada tahun 2022 santri sudah mencapai 2.000 an. Pada tahun pertama (1995) Kiyai Burhan hanya memiliki dua orang santri yang diasuh di rumah gubug sederhana. Namun ternyata banyak masyarakat  sekitar berminat menitipkan putra-putrinya untuk belajar agama.

Hal itu yang kemudian menjadi cikal-bakal lahirnya Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) pada tahun 1996 M yang beliau pimpin. Seiring dengan perjalanan waktu, pada tahun 1998 M dikembangkan menjadi sebuah yayasan, dengan nama Yayasan Pendidikan Ilmu Al-Qur’an (YPIQ) Raudhatul Mujawwidin.

Kemudian pada tahun 2000 M. Kyai Burhan bermaksud mengembangkan kiprahnya di bidang pendidikan yang lebih luas dalam mencerdaskan anak bangsa di daerah.Akhirnya beliau mengelola pendidikan dengan Sistem Pondok Pesantren. Para santri datang berduyun-duyun dari berbagai daerah Kota/Kabupaten di Propinsi Jambi.

Bahkan juga termasuk dari berbagai propinsi lainnya seperti Sumatra Barat, Medan, Sumatra Selatan, Riau, Bengkulu dan bahkan termasuk dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Hingga saat ini, jumlah santri yang menimba ilmu di pondok pesantren Raudhatul Mujawwidin sebanyak _+ 2000 orang.

Banyak tokoh bangsa, maupun para alim ulama’ yang telah bersilaturrahim ke Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin untuk memberikan do’a, motivasi maupun dukungan terhadap kelangsungan pendidikan Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin agar nantinya menjadi lembaga pendidikan yang berkembang, maju serta penuh berkah.

Selain itu, Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin sebagai Lembaga Koordinat Pembelajaran Al-Qur’an Metode Qiro’aty untuk wilayah Propinsi Jambi, dan telah melakukan pembinaan, serta mendorong terhadap pendirian Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) dan saat ini lebih dari 36 lembaga TPQ sekaligus membina terhadap para calon guru pengajar Al-Qur’an di beberapa kabupaten/kota di Wilayah Propinsi Jambi, bahkan Sumatra Selatan dan Sumatra Barat. Animo masyarakat daerah  yang berminat untuk mendidik putra-putrinya di Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin sangat tinggi. (Azhari)

Leave A Reply

Your email address will not be published.