RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan mengadakan bincang munaqasyah (diskusi) mengenai Pemilu 2024 pada 17 Januari mendatang.
“Pada 17 Januari nanti, kita akan mengadakan diskusi dan bincang munaqasyah untuk membahas cara menciptakan pemilu yang damai, jujur, adil, dan bermartabat,” kata Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH M Cholil Nafis, usai menghadiri rapat rutin pimpinan harian MUI di Jakarta, Selasa (2/1/2024).
Dia menjelaskan, dalam diskusi tersebut akan mengundang penyelenggara dan pengawas pemilu juga perwakilan pemerintah.
“Dalam diskusi dan bincang munaqasyah, kami akan mengundang penyelenggara dan pengawas pemilu, yakni KPU dan Bawaslu juga, dan Kementerian Komunikasi dan Informatika, Pemerintah, termasuk Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia. Sementara karena Menko Polhukam kini menjadi cawapres jadi tidak termasuk,” kata dia.
Tidak hanya pemerintah juga, kata dia, namun juga ketua umum majelis lintas agama dan organisasi masyarakat (ormas).
“Kami juga akan mengundang ketua umum majelis-majelis lintas agama dan ormas yang tergabung dalam Majelis Ulama Indonesia,” sambungnya.
Kiai Cholil juga menegaskan MUI telah memutuskan untuk aktif mengawal Pemilu 2024 nanti, dalam kapasitasnya sebagai kekuatan civil society.
“Alhamdulillah dan syukur kepada Allah, pimpinan harian telah memutuskan untuk aktif mengawal pemilu yang jujur, adil, damai, dan bermartabat sebagai bagian dari siyasah dauliyah,” kaat dia.
Penerima gelar doktoral Ph D cemerlang dari University Of Malaya tersebut juga mengungkapkan langkah nyata yang akan dilakukan.
“Oleh karena itu, langkah kita adalah menggalang kerja sama antarumat beragama dan ormas untuk memberikan edukasi kepada masyarakat menjelang pemilu mendatang,” tutur dia sembari menambahkan pentingnya sosialisasikan hak pilih, jaga perdamaian, dan hindari permusuhan menjelang pemilihan.
“Dengan tekad bulat, kita berkomitmen untuk mensosialisasikan penggunaan hak pilih sesuai hati nurani, sekaligus bersama-sama menjaga pemilu mendatang, dengan tujuan meredam konflik horizontal dan mendukung pelaksanaan pemilu yang baik, lancar, dan sukses,” ujar dia.
Lebih lanjut, Kiai Cholil juga menyebut Pancasila khususnya sila pertama menjadi landasan dalam pergerakan. “Berangkat dari ajaran agama, kita mendukung nilai-nilai keagamaan berdasarkan Pancasila, khususnya sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, yang menjadi landasan pembinaan umat. Hal ini merupakan kontribusi kita bagi bangsa dan negara,” kata dia.
Dia berharap, masyarakat akan memilih pemimpin berintegritas, bukan karena uang ataupun sentimen kesukuan.
“Saya berharap, dalam pemilu tahun ini, rakyat dapat memilih pemimpin berdasarkan hati nurani, tanpa pengaruh money politik atau sentimen kesukuan, melainkan berlandaskan penilaian atas track record dan visi misi calon pemimpin,” ujar dia. (rls/hud)