RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Meskipun hujan rintik-rintik disertai angin siur-siur menghujani hampir semalaman wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Namun, tetap saja genangan air di sepanjang jalanan rendah terjadi. Belum lagi got dan saluran air yang mampet tersumbat sampah menjadikan air meluap kemana-mana dan menggenangi ruas jalanan.
Seperti jalanan disepanjang Cempaka Putih menuju Sunter, Jakarta Utara, Kamis (29/2) pagi, air meluap hampir 1 meter menggenangi jalanan, sehingga kendaraan yang lewat harus pelan dan antri. Bahkan ada beberapa pengendara motor yang harus rela turun dan mendorong karena mogok.
Ada juga warga yang terpaksa muter balik dan lebih memilih jalan alternatif masuk gank untuk menghindari genangan air untuk sampai tujuan. ”Akhirnya saya tadi muter lewat dalam dan alhamdulillah sampai di Priok aman,” ujar Harty warga Kemayoran yang pernah bekerja di Tanjung Priok.
Tampak juga antrean kendaraan terjadi di Tol Ir Wiyoto Wiyono, tepatnya di pintu keluar Kelapa Gading, Jakarta Utara. Antrean kendaraan terjadi akibat padatnya lalu lintas (lalin) di jalan arteri.
Solusi LPBI NU
Sementara itu, Plt Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPBI PBNU) H. Maskut Candranegara, mengungkapkan ada berbagai upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi pengendalian banjir di Jakarta. Pertama, harus menjalin kerja sama dengan pemerintah sekitar, seperti Jawa Barat dan Banten.
“Biasanya banjir kiriman datang dari hulu seperti aliran sungai dari Bogor Jawa Barat. Pemerintah Jakarta harus melakukan berbagai program yang dapat mengurangi resiko bencana banjir dengan cara mengintensifkan pengerukan lumpur pada selokan, kali, situ, waduk,” jelasnya.
Kedua, memperbaiki saluran air, mengintensifkan instalasi sumur resapan atau drainase vertikal, mengimplementasikan Blue and Green, yaitu taman yang menjadi kawasan tampungan air sementara saat intensitas hujan tinggi, penyediaan alat pengukur curah hujan, dan perbaikan pompa.
Selanjutnya, solusi dalam penanganan bencana Hidrometeorologi basah di Indonesia ada beberapa langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan oleh masyarakat, antara lain memangkas daun dan ranting pada pohon-pohon besar, tidak membuang sampah sembarangan, menjaga kebersihan lingkungan, membersihkan saluran air hingga sungai, selalu memperbarui informasi prakiraan cuaca dari sumber yang kompeten.
“Sedangkan, upaya pencegahan hidrometeorologi jangka panjang yang dapat dilakukan oleh masyarakat adalah menanam pohon yang dapat mencegah terjadinya tanah longsor sekaligus mengikat air tanah sebagai persediaan saat kemarau panjang,” pungkasnya. (hud).