Ngaji Qonun Asasi NU Bareng Gus Yahya (4)

0

SEPAKAT TANPA MENGORBANKAN PRINSIP

RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Ngaji Qonun Asasi NU Bareng Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) episode keempat (4) di bulan suci Ramadhan 1445 H/2024 yang disiarkan secara live melalui chanel YouTube TVNU, dari kediaman Gus Yahya di Jakarta, Sabtu (16/3/24).

Mengawali muqodimahnya, Gus Yahya melakukan tawasul (hadiah Fatihah) kepada para muasis NU, wabil khusus kepada Hadrotussyeikh KH Hasyim Asy’ari sang pendiri NU. Kemudian Gus Yahya membacakan surat Annisa ayat 115.

وَمَنْ يُّشَاقِقِ الرَّسُوْلَ مِنْۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدٰى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيْلِ الْمُؤْمِنِيْنَ نُوَلِّهٖ مَا تَوَلّٰى وَنُصْلِهٖ جَهَنَّمَۗ وَسَاۤءَتْ مَصِيْرًاࣖ ۝١١٥

Wa may yusyâqiqir-rasûla mim ba‘di mâ tabayyana lahul-hudâ wa yattabi‘ ghaira sabîlil-mu’minîna nuwallihî mâ tawallâ wa nushlihî jahannam, wa sâ’at mashîrâ

Artinya: siapa yang menentang Rasul (Nabi Muhammad) setelah jelas kebenaran baginya dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan dalam kesesatannya dan akan Kami masukkan ke dalam (neraka) Jahanam. Itu seburuk-buruk tempat kembali.

Dilanjutkan membaca Surat Al Anfal ayat 25.

 

وَاتَّقُوْا فِتْنَةً لَّا تُصِيْبَنَّ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا مِنْكُمْ خَاۤصَّةًۚ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ ۝٢٥

wattaqû fitnatal lâ tushîbannalladzîna dhalamû mingkum khâshshah, wa‘lamû annallâha syadîdul-‘iqâb

Artinya: Peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Ketahuilah bahwa Allah Mahakeras hukuman-Nya.

 

Gus Yahya mengisahkan contoh pergaulan di tengah-tengah golongan yang berbeda tanpa mengorbankan prinsip aqidah dan syariat. Kisah-kisah itu beliau ceritakan saat menjelaskan QS. Al Hud ayat 113, yaitu:

 

وَلَا تَرْكَنُوْٓا اِلَى الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُۙ وَمَا لَكُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ مِنْ اَوْلِيَاۤءَ ثُمَّ لَا تُنْصَرُوْنَ

Janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim sehingga menyebabkan api neraka menyentuhmu, sedangkan kamu tidak mempunyai seorang penolong pun selain Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan.

 

Gus Yahya mengungkapkan sebelum ayat tersebut, ada firman Allah yang berbunyi “istaqim kama umir” yang artinya beristiqomahlah engkau sebagaimana engkau diperintahkan. Ayat tersebut turun setelah Rasulullah menolak tawaran kaum Quraisy.

 

Penawaran kepada Rasulullah berupa harta kekayaan dari kaum Quraisy dengan syarat membiarkan mereka beribadah sesuai dengan tradisinya, yaitu menyembah berhala. Kemudian dengan tegas, Rasulullah menolak. Di waktu lain Rasulullah juga pernah membuat kesepakatan dengan kaum Quraisy.

 

“Kita bisa membuat kesepakatan-kesepakatan tapi tidak boleh mengorbankan prinsip,” ujar Gus Yahya.

 

Kesepakatan dengan orang Quraisy Mekkah terkenal dengan sebutan Perjanjian Hudaibiyah. Di situ rasul bersepakat untuk membatalkan dan menunda umroh. Ini adalah kesepakatan tetapi tidak mengorbankan prinsip, rasulullah tetap pada posisi aqidah dan syariah yang diteguhinya.

 

“Inilah yang dijadikan referensi para ulama kita, NU telah membuat kesepakatan-kesepakatan dengan berbagai pihak,” jelasnya.

 

Gus Yahya kemudian memberikan contoh lain yaitu ketika KH Wahab Hasbullah sepakat untuk ikut dalam skema politik yang dibuat oleh Bung Karno waktu itu yang disebut NASAKOM, koalisi antara kelompok nasionalis, kelompok agama, dan komunis. Kesepakatan politik itu dibuat untuk menghidari perpecahan dan pemberontakan yang sedang bergolak, namun tetap berpegang teguh pada jati diri dari syariah islam yang dipegang oleh NU.

 

“Nah ini harus kita jadikan pegangan di tengah tengah pergaulan yang kompleks lebih-lebih di masa dewasa ini. Karna tidak mungkin kita mengasingkan diri. Saat kita harus bersentuhan dengan berbagai macam pihak. Kita bisa membuat kesepakatan-kesepakatan tapi tidak boleh mengorbankan prinsip,” tegas Gus Yahya. (Anisa)

 

Link Chanel TVNU:

Leave A Reply

Your email address will not be published.