Kitab dan Pedoman Dasar Organisasi NU
RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Ngaji Qonun Asasi NU Bareng Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) episode keempat (5) di bulan suci Ramadhan 1445 H/2024 yang disiarkan secara live melalui chanel YouTube TVNU, dari kediaman Gus Yahya di Jakarta, Minggu (17/3/24).
Mengawali muqodimahnya, Gus Yahya melakukan tawasul (hadiah Fatihah) kepada para muasis NU, wabil khusus kepada Hadrotussyeikh KH Hasyim Asy’ari sang pendiri NU.
Gus Yahya menjelaskan Qonun Asasi merupakan kitab yang berisi pokok pikiran, pendirian, dan pedoman dasar bagi perjalanan organisasi NU. Pada muqodimahnya terdapat ayat-ayat yang disebutkan oleh Hadrotussyekh KH Hasyim Asyari pada pidato peresmian jam’iyyah NU, salah satu ayatnya yaitu QS Al Anfal ayat 46:
وَاَطِيْعُوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ وَلَا تَنَازَعُوْا فَتَفْشَلُوْا وَتَذْهَبَ رِيْحُكُمْ وَاصْبِرُوْاۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَۚ ٤٦
wa athî‘ullâha wa rasûlahû wa lâ tanâza‘û fa tafsyalû wa tadz-haba rîḫukum washbirû, innallâha ma‘ash-shâbirîn
Artinya :
Taatilah Allah dan Rasul-Nya, janganlah kamu berbantah-bantahan yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang, serta bersabarlah. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.
Kiai yang akrab disapa Gus Yahya itu menjelaskan bahwa dalam setiap perjuangan untuk menjalani syariat akan selalu mengalami naik dan turunnya semangat. Beliau mengatakan kemerosotan semangat perjuangan terjadi akibat permusuhan antara satu dengan yang lain maka akan berdampak pada hilangnya wibawa suatu golongan.
“Apakah di Indonesia ini NU ada wibawanya apa tidak? Itu tergantung Nahdhowiyun orang-orang pengikut NU ini,” ujar Gus Yahya.
Wibawa dapat terjaga apabila mampu mempertahankan kasih sayang dan persatuan untuk menghindari permusuhan di antara satu sama lain. Gus Yahya mengingatkan untuk bersabar dalam perjuangan itu yang penuh dengan tantangan dan dari waktu ke waktu sering dihadapkan pada pilihan yang sulit.
Menurutnya setiap pilihan yang diambil tentu saja mengandung resiko dan saat ini sangat sulit sekali menemui pilihan antara yang baik dan buruk. Pilihan yang sering ada yaitu antara yang jelek dengan yang jelek, sehingga tidak mudah menentukan pilihan. Dan syariat telah memberikan tuntunan dalam menentukan pilihan. Jika ada dua pilihan yang sama-sama buruk, pilihlah yang paling ringan keburukannya.
“Paling ringan kejelekannya itu ada cara untuk mengukur. Para ulama sudah menggali mengembangkan metodologi untuk itu, seperti ilmu ushul, qowaid, penjelasan tentang syarat-syarat untuk memahami hakikat dari suatu realitas,” jelasnya
Metode-metode yang telah dibuat oleh ulama dapat dipelajari dan dijalani sehingga pemilihan keputusan dapat dipertanggungjawabkan (well verified), karna syariat itu tidak dapat hanya mengandalkan perkiraan atau konon katanya.
“Oo ini ndak baik karena konon katanya, itu ndak boleh. Jadi harus tau betul. Kalo ndak tahu ya sudah tinggalkan, ya jangan diurus. Semuanya harus jelas,” pungkasnya. (Anisa).