Soal Perbankan Syariah, Wapres Dorong Pengembangan dengan 4 Strategi 

0

RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) RI KH. Ma’ruf Amin mengingatkan para pemangku perbankan untuk mengambil langkah-langkah strategis demi pesatnya perkembangan industri perbankan syariah. Sebab Wapres menilai perkembangan perbankan syariah terus mengalami kemajuan sampai detik ini. 

Demikian diingatkannya saat menghadiri acara Silaturahmi Perkumpulan Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) pada Senin (13/05/2024), di Kantor Pusat Bank Syariah Indonesia (BSI) The Tower, Jl. Gatot Subroto No. 27, Jakarta Selatan.

Langkah strategis yang pertama, Wapres meminta untuk meningkatkan ketahanan dan daya saing industri perbankan syariah. Sebab, kualitas tata kelola dan manajemen risiko untuk membangun ketahanan industri perbankan syariah nasional merupakan hal yang perlu diprioritaskan.

 

“Kembangkan inovasi produk dan layanan perbankan syariah yang menonjolkan keunikan dan diferensiasi, sehingga masyarakat merasakan manfaat dan keunggulannya. Jajaki peluang konsolidasi antarunit usaha syariah untuk penguatan daya saing dan kontribusi yang lebih signifikan,” tegas Wapres.

Kedua, Kiai Ma’ruf melanjutkan pentingnya peningkatan kapasitas dan kualitas sumber daya manusia perbankan syariah, serta akselerasi digitalisasi perbankan syariah. Sebab Wapres menilai bahwa SDM dan teknologi adalah sebagian prasyarat mutlak bagi penguatan industri perbankan syariah.

 

“Peningkatan kapasitas dan kualitas mesti mencakup semua level SDM, mulai dari teknis dan operasional, manajerial, hingga pengawas perbankan syariah,” imbaunya.

 

Ketiga, Ma’ruf mendorong agar kontribusi perbankan syariah dalam perekonomian nasional lebih ditingkatkan lagi. Pasalnya Peningkatan akses pembiayaan syariah bagi UMKM dinilai mampu mendorong terciptanya pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

 

“Tingkatkan peran dan kontribusi pembiayaan proyek berkelanjutan, antara lain dengan skema KPBU Syariah,” pinta Wapres.

 

 

Terakhir, Wapres meminta kepada pihak-pihak yang terlibat agar memperkuat sinergi dan kolaborasi peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah. Sebab Ma’ruf berpendapat, perbankan syariah dapat menjadi penggerak sinergi dan kolaborasi aktif di sektor industri halal dan keuangan sosial syariah.

Baca Juga :  Peserta Multaqo Nasional Ulama Quran JQHNU Ziarahi KH. Hasyim Asy'ari

 

“Dukung implementasi pengembangan perbankan syariah nasional, sesuai dengan panduan peta jalan yang disediakan lembaga otoritas keuangan. Selain itu, dibutuhkan strategi komunikasi publik yang efektif, inovatif, dan berkelanjutan guna mempercepat peningkatan literasi maupun inklusi,” imbuhnya.

 

“Terus perkuat kolaborasi antarpemangku kepentingan, termasuk dengan pemerintah, otoritas, dan mitra-mitra strategis lainnya. Mari lanjutkan kinerja dan kerja sama yang baik demi memajukan ekonomi dan keuangan syariah nasional,” pungkasnya.

 

Senada dengan Ma’ruf, Ketua Umum Perkumpulan Bank Syariah Indonesia Hery Gunardi mengungkapkan bahwa Industri perbankan syariah nasional menunjukkan pertumbuhan positif saat ini. Pada Februari 2024, aset dan pembiayaan Perbankan Syariah tumbuh double digit secara tahunan, bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan perbankan nasional.

 

“Pertumbuhan ini berdampak pada peningkatan market share aset perbankan syariah menjadi 7,33%; DPK meningkat ke level 7,87%; untuk pembiayaan, sangat menggembirakan, menjadi 8,11% pada periode yang sama. Sementara itu, potensi industri halal di Indonesia juga masih sangat besar, mencapai Rp 4.253 Triliun,” paparnya.

 

Hadir mendampingi Wapres pada acara ini, Kepala Sekretariat Wakil Presiden Ahmad Erani Yustika, Plt. Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan Daya Saing Sapto Ahrjono W.S., Staf Khusus (Stafsus) Wapres Bidang Reformasi Birokrasi Mohamad Nasir, Stafsus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, Tim Ahli Wapres Farhat Brachma, serta Asisten Stafsus Wapres Sholahudin Al Aiyubi. (Yud)

Leave A Reply

Your email address will not be published.