RISALAH NU ONLINE, MAKKAH – Smart card adalah kartu yang nanti akan dipakai oleh jemaah haji ke arafah muzdalifah dan mina
Setiap jamaah ke armuzna wajib memakainya. Kami memberikan imbauan ketua kloter ketua rombongan dan ketua regu dan jemaah agar bisa menjaganya sebaik mungkin jangan sampai hilang
Pembagiannya gimana?
Saat ini sedang kita pilah soalnya ada yang tercampur tak sesuai kloternya. kemudian nanti teknis pembagiannya ke Kasektor. Kassektor yang akan nanti membagikan kepada ketua kloter. Ketua Kloter nanti yang akan membagikan ke ketua rombongan regu dan jemaah. Kami mengimbau jemaah dan ketua regu kloter dan jemaah haji benar- benar menjagaya agar tidak hilang
Prinspinya itu hak jemaah. Akan diberikan secepat mungkin meski wakti wukuf di arafah masih lama. Untuk keamanan dan mitigasi risiko hilang, ketua kloter, keyua rombongan dan ketua regu untuk benar-benar menjaga dengan sebaiknya.
Smart card itu kan sama seperti kartu, ada foto dan barcode di sana akan kelihatan nama, nomor visa, dll
Jemaah kebanyakan lansia, kalau hilang gimana?
Dari kementerian haji saudi, katanya kalau hilang bisa diganti tapi dibatasi 10 persen dari jemaah haki Indonesia. Kami mengimbau supaya hati-hati menyimpannya
Kalau hilang harus ke kasektor kami akan mengurusnya. Ini hal yang baru pertama kali dalam sejarah ibadah haji. Ini satu sisi membanyu tapi untu lansia ada kerepotan . Tapi ini dalam rangka untuk melaksanakan peraturan di arab saudi. Ada fatwa orang berhaji tanpa izin haji itu berdosa. Itu sama kan sama dengan izin
Sosialiasi?
Kita punya waktu banyak. Ada berbagai forum, misalnya di sektor ada forum bimbingan haji. Di masing-masing kloter ada ketua rombongan dan regu. Ada kbih juga. Tahun lalu 70 persen lebih gabung KBIH itu yang akan kita berdayakan untuk sosialisasi
Smart card itu diperiksa kapan?
Pemeriksaan itu akan dilakukan di padang arafah. Secara random sampling. Itu kan untun-untungan. Kalau nanti ada yg hilang kartunya, tetap kloter sampaikan ke sektor ke maktab. Pokoknya jemaah haji yang resmi gak usah khawatir, tapi jangan sampai hilang. (Ishaq Zubaedi Raqib, MCH Makkah).