RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Yahya Cholil Staquf menegaskan sikap PBNU yang konsisten menyeru agar segala penindasan di Gaza segera dihentikan.
“Mengenai sikap PBNU sejak meletusnya serangan tanggal 7 Oktober itu, kita sudah menyerukan untuk dihentikan, kita ulang-ulang hentikan,” ujarnya pada awak media selepas Diskusi Humanitarian Islam di Aula Lantai 8 Gedung PBNU, Jakarta Pusat pada Jumat (22/11/2024).
Menurut Gus Yahya, selain menunjukkan sikap konsisten, PBNU juga terus mengupayakan berbagai cara yang bisa ditempuh sebagai langkah mencapai perdamaian di Palestina.
Menyadari perlu waktu yang panjang dalam terwujudnya perdamaian antara Palestina Israel, Gus Yahya menekankan hal yang terpenting dan paling memungkinkan untuk dilakukan segera adalah penghentian genosida.
Pada kesempatan yang sama, Gus Yahya juga menanggapi sikap negara-negara yang kerap menggunakan hak vetonya dalam putusan strategis PBB terkait nasib Palestina.
“Kalau orang ingat bahwa pernyataan resmi PBNU ketika terjadi peristiwa 7 Oktober 2023 itu dan kemudian terjadi pembalasan dari Israel kita sudah menyerukan kepada negara-negara anggota tetap keamanan PBB untuk tidak menggunakan Veto demi membela salah satu pihak, kita sudah nyatakan begitu,” jelasnya.
Gus Yahya berpendapat penggunaan veto oleh Amerika Serikat ini menunjukkan banyaknya masalah termasuk masalah domestik di dalam negeri Amerika itu sendiri.
“Sebetulnya semua orang sudah menyatakan begitu, bahwa Amerika masih terus membuat menggunakan vetonya untuk ini, ini sebetulnya memang ya terkait dengan banyak hal termasuk politik domestik di Amerika,” pungkasnya.
Ekalavya