Deskripsi
Duka Palu Duka Indonesia
(Simak Kiprah Lazis NU – NU Care Peduli Bencana)
Indonesia kembali berduka. Setelah gempa melanda wilayah Lombok NTB beberapa waktu lalu, gempa besar kembali terulang dengan kekuatan 7,7 SR mengguncang Donggala, Sulawesi Tengah pada Jum’at 28 September pukul 17.02 WIB. Sumber gempa berasal dari Sesar Palu Koro, Sulawesi Tengah.
Cukup sudah, kita semua berharap gempa dan tsunami tak lagi terjadi di bumi nusantara Indonesia. Hanya asa dan doa kepada yang maha kuasa bencana tidak terjadi lagi. Karena, duka Lombok, Palu dan duka Donggala, juga duka kita, dan duka Indonesia.
Lalu, sejauh mana peran Lembaga-lembaga PBNU membantu dan menangani pemulihan musibah tersebut. Lembaga yang tergabung dalam “NU Peduli” Seperti Lazis NU, LPBINU, LP Maarif, LTM dan lembaga lainnya. Penting dan perlu di simak, karena untuk membangkitkan persaudaraan kita sebagai sesama muslim dan senegara.
Tak kalah menariknya lagi, informasi tentang kemeriahan peringatan hari santri 22 Oktober diberbagai kota dan daerah Indonesia, yang kami rangkum dalam laporan khusus. Mengingat pentingnya acara dan sejarah ulama santri untuk di kenang dan di tiru oleh generasi santri milenial.
Wal hasil, mari kita berjuang bersama, agar santri tidak hanya menjadi shoutul haq (suara kebenaran) melainkan sekaligus menjadi qororul haq (pemegang kebijakan). Meskipun dalam peringatan hari santri kemarin di ciderai dengan pengibaran bendera HTI yang menjadi polemik dan masalah kelangsungan bangsa. Tapi, kita salut dengan kesabaran menahan diri Banser dan Ansor dalam menghadapi pergulatan itu. NU tak ingin membuat kegaduhan sehingga menciptakan masalah baru. NU menyerahkan kepada aparat keamanan untuk bergerak menuntaskan dan meneliti terjadinya peristiwa yang tak mengenakkan itu.
Selain menyajikan informasi dan berita terupdute tentang pasca bencana di Lombok dan Palu. Tentu kami juga tidak lupa dengan sajian dan bahasan pada rubrik biasanya kayak rubrik keNUan dan Keaswajaan. Seperti rubrik mutolaah tentang Sufi Al-Husain ibn Manshur al-Hallaj yang dibahas apik oleh KH Abdul Moqsith Ghazali, rubrik taqorub soal muqorobah dan muroqobah santri, menghindari mukarobah dan murokabah terhadap Ibu Pertiwi.
Ada juga rubrik Syuro yang membahas tentang fikih menejemen medsos yang dirangkai oleh Ahmad Ali MD. Sedangkan dalam rubrik tausiah tentang “Negeri Tanpa Kematian” (Syarat menjadi kepala Negara), dan rubrik tarikh kita menyajikan tentang Kiai Mahfudz: Pembaharu Pertama NU, serta rubrik Nusiana tentang “Kopi dan Lidah Santri” cerita cerita santri dan kiai yang unik dan menggelikan. Simak dan penting untuk di baca?…
Ulasan
Belum ada ulasan.