Deskripsi
Penjaga Gawang Strategis NKRI (Jangan Ganggu NU)
Alhamdulilahirrobil alamin, Majalah Risalah NU edisi 89 tahun 2018 kembali menyapa pembaca, pelanggan dan agen setia dimanapun berada. Tanpa kalian semua apalah arti majalah Risalah NU yang “Mencerahkan dan Menyejukan”.
Seperti biasanya kami menyajikan informasi dan berita terupdute tentang keNUan dan Keaswajaan yang kami bahas dalam rubrik-rubrik khusus disetiap halaman. Namun, ada yang berbeda yakni pada laporan utamanya, kali ini kami mengangkat tema “NU Penjaga Gawang Strategis NKRI (Jangan Ganggu NU)”. Mengapa penjaga gawang? ada beberapa argumentasi yang mendasarinya. Pertama, sebagai penjaga gawang, NU tidak pernah “ngelabrak”, menyerang benteng pertahanan lawan. Kedua, NU akan senantiasa mempertahankan jangan sampai gawang “Indonesia” itu jebol. Ketiga, ketika pada akhirnya gawang harus jebol, maka NU dengan legowo meminta maaf, demi menjaga keutuhan bangsa.
Dan Keempat, sebagai penjaga gawang, NU memang tidak populer, apalagi jika dibandingkan dengan posisi penyerang. Penjaga gawang tidak mungkin punya prestasi mencetak gol di gawang lawan. Jika ada, itu karena faktor tertentu, misalnya ditunjuk sebagai algojo pada adu pinalti, dan itu sangatlah jarang. Satu-satunya prestasi kiper adalah tidak kebobolan gol, yang itu sering kali tidak dianggap prestasi. Namun NU sudah siap untuk tidak populis. Ulamanya sering kali kalah populer dengan dai TV. Tapi, pilihan menjadi penjaga gawang adalah muru’ah organisasi yang harus senantiasa ditunaikan.
Meskipun saat menjaga NKRI banyak aral dan rintangan, gangguan hingga hinaan tapi NU tetaplah NU, tak akan berubah sampai kiamat. Wal hasil, mari kita berjuang bersama, dan berharap NU terus konsisten menjaga gawang perdamaian dan persatuan, dengan tetap melestarikan nilai-nilai, tradisi dan khazanah yang telah diwariskan oleh para pendiri dan ulama NU.
Selain itu, kami juga menyajikan masalah yang tidak kalah menariknya yakni dalam rubrik taqorub, mutolaah, tafsir sampai harokah. Ada juga rubrik Syuro yang membahas tentang benih radikalisme yang dirangkai apik oleh Ahmad Syaerozi Sekretaris ISNU. Sedangkan dalam rubrik tausiah tentang “Memuliakan Nabi melalui maulid” dan rubrik tarikh menyajikan tentang sejarah Kiai Samaun sang pahlawan nasional dan masih banyak rubrik lain yang wajib dibaca dan menjadi refrensi. So, rugi kalau tidak membaca, apalagi tidak beli majalah!…
Ulasan
Belum ada ulasan.