Risalah NU Edisi 49

Rp15,000.00

Deskripsi

JANGAN ROBOHKAN MAKAM NABI

 Risalah edisi 49 dalam laporan utamanya membahas soal isu rencana pembonkgaran makam Rasulullah SAW yang dilakukan oleh Kerajaan Arab Saudi karena untuk memperluas dan pelebaran masjidil haram. Lalu bagaiman reaksi masyarakat muslim dunia ketika mendengar rencanar tersebut, marah ataukah setuju, silahkan baca risalah edisi ini?….

Tidak mungkin dahan dan ranting pohon bergoyang jika tak ada angin. Angin itu yang menyebabkan muncul pemberitaan adanya kehendak dibongkarnya makam Rasulullah dan dipindahkan ke Baqi. Angin itu memang benar karena muncul dari sebuah paper yang dibuat seorang intelektual Universitas Muhammad bin Saud Riyadh Ali bin Abdul Aziz Ad-Saber, setebal 61 halaman.

Menurut KH Said Aqil Sirodj, Ketua umum PBNU dalam sebuah dialog di TV One, bahwa pada saat awal kekuasaan Raja Abdul Aziz, ada tiga langkah yang dilakukan Raja Abdul Aziz. Pertama, memberlakukan mazhab Hanbali sebagai satu-satunya mazhab di Arab saudi. Kedua, salat di masjidil Haram dan Masjid Nabawi hanya dilakukan berdasakan Mazhab Hanbali. Ketiga, akan memindahkan makam Rasulullah. Mendengar hal itu, ulama Indonesia

segera membentuk Komite Hijaz yang dikomandani KH Hasyim Asy’ari. Kiai Hasyim kemudian mengirim KH Wahab Hasbullah dan Syaikh Ghanaim Al Misri menghadap Raja Abdul Aziz di istana musim panas di Jeddah, Arab Saudi.

Kiai Hasyim mengirim surat meminta kepada raja agar tetap membolehkan mazhab lain hidup di Arab Saudi, khatib dan imam salat di Masjidil Haram dan Masijid Nabawi dibuat giliran antar mazhab. Terakhir, makam Rasulullah tidak dibongkar dan tidak dipindahkan. Dari tiga permintaan itu, hanya satu yang kemudian dikabulkan Raja, yaitu pemindahan makam Rasulullah. Padahal, waktu itu gerakan Wahabi sangat keras ingin memindahkan makam itu setelah meratakan semua makam di Mekah dan Madinah.

Selain itu kami sediakan Khutbah Idul Adha dari ketua PP LDNU, Dr KH Zaki Mubarok, Rubrik Ekonomi oleh Dekan Fakultas Ekonomi Unisma Nurshodiq Askandar, Tausiyah oleh KH Musthafa Helmy, Psikologi Islam oleh Prof Dr Achmad Mubarok, Kajian Tafsir oleh KH Mustain Syafi’i, debat khilafiyah, Tibbun Nabawi, dan lain sebagainya.

Kami berharap Risalah NU bisa bermanfaat dan memenuhi kebutuhan warga NU atas informasi-informasi penting yang dibutuhkan di tengah masuknya ideologi transnasional dan hegemoni barat yang terus menyerbu warga NU sampai ke pelosok desa.

 

Ulasan

Belum ada ulasan.

Jadilah yang pertama memberikan ulasan “Risalah NU Edisi 49”

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *