Risalah NU Edisi 55

Rp15,000.00

Description

KEMBALI KE KOTA KELAHIRAN NU

Risalah NU edisi 55 tahun 2015 membahas masalah NU kembali ke kota kelahiran NU. Jombang bisa kita sebut sebagai ibukota NU. Tak mungkin melepas NU dari Jombang. Sebab, NU diprakarsai kehadiranya oleh ulama Jombang KHA Wahab Hasbullah dari Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras, Jombang yang kemudian didukung penuh oleh KH Hasyim Asy’ari dari Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang. KH Bisri Syansuri, ipar Kiai Wahab dan juga besan Kiai Hasyim ikut aktif membidani kelahiran NU.

Sejak kelahirannya 1926 hingga tahun 1981 dengan wafatnya KH Bisri Syansuri, NU tak bisa lepas dari Jombang. Setelah KH Hasyim Asyari sebagai Rais Akbar NU wafat tahun 1947, maka KH Wahab Hasbullah menggantikannya. Namun, Kiai Wahab tak mengendaki jabatan Rais Akbar dan menggantinya dengan Rais Am yang bermakna ketua umum untuk struktur Syuriah. Begitu juga ketika Kiai Wahab wafat tahun 1971, penggantinya kemudian adalah KH Bisri Syansuri dari Denanyar Jombang.

Sejak Kiai Bisri wafat, NU lepas dari Jombang. Semula pejabat sementara Rais Am dijabat Prof. KH Anwar Musaddad dari Garut. Namun, pengganti definitif kemudian adalah KH Ali Mas’hum dari Yogyakarta. Muktamar NU ke-27 di Situbondo mengantar Rais Am baru KH Ahmad Siddiq dari Jember. Setelah KH Ahmad Siddiq wafat tahun 1991, pejabat sementara adalah Prof. KH Ali Yafie dari Makassar. Muktamar Cipasung kemudian mengantar KH Ilyas Ruchiyat asal Tasikmalaya sebagai Rais Am. Muktamar Lirboyo tahun 1999 mengantar KH Sahal Mahfudz asal Pati, Jawa Tengah memimpin NU. Kiai Sahal yang wafat tahun 2013 itu kemudian kedudukannya dijabat KH Mustofa Bisri asal Rembang, Jawa Tengah.

Artinya, sepanjang usia NU yang mencapai 89 tahun ini, selama 55 tahun dipimpin ulama Jombang. Begitu bermaknanya ulama Jombang di tengah kehadiran NU kala itu. Memang harus kita akui banyak ulama besar NU yang tidak bersedia duduk di kursi istimewa NU. Misalnya KHR Asnawi Kudus, KH Ma’shum dan Kiai Mahfudz Lasem, Kiai Abbas Cirebon, dan sejumlah ulama lainnya yang silau dengan kebesaran para ulama Jombang. kala itu.

Memimpin NU memang bukan hanya memiliki ilmu pengetahuan keagamaan yang dalam, tapi, juga memiliki jiwa kepemimpinan. KH Wahab Hasbullah adalah tokoh yang kental dengan dua kemampuan itu. Kiai Wahablah yang membesarkan NU. Ia keluarkan kekayaan hartanya untuk menyebarkan NU ke berbagai pelosok Tanah Air.

Untuk pertama kalinya majalah Risalah NU menurunkan edisi khusus muktamar. Sesuai dengan istilah edisi khusus, maka majalah ini banyak memiliki kelebihan dibanding sebelumnya. Pertama, tentu kualitas kertasnya yang jauh lebih baik sehingga bisa menampilkan warna yang lebih cerah dan cemerlang. Kedua, isinya memang sebagian besar mengemukakan seluk belum muktamar. Memilih Jombang memang unik. Jombang adalah kota kabupaten, seperti juga Pekalongan, Surakarta, Madiun, Purwokerto, Banyuwangi, Pekalongan, dan Menes, adalah kota kabupaten yang pernah menjadi penyelenggara muktamar NU. Bahkan kota Menes adalah kota kecil kecamatan di pedalaman Banten. Kami harapkan majalah ini menjadi kenangan dan acuan tentang muktamar.  Ketiga, tentu, dengan perubahan itu dan bahkan akan kami lanjutkan menjadi langkah seterusnya ada perubahan harga yang membuat kita saling teruntungkan.

Reviews

There are no reviews yet.

Be the first to review “Risalah NU Edisi 55”

Your email address will not be published. Required fields are marked *