Risalah NU Edisi 78

Rp15,000.00

Deskripsi

TASBIH NU DAN JUBAH SAUDI

Risalah NU edisi 78 tahun 2018 dalam laporan utamanya membahas soal polemik di timur tengah dan hubungan NU dengan timur tengah. Lalu bagaimana kronologinya?…NU yang dikenal sebagai organisasi yang paling bersemangat menebarkan rahmat bagi semesta itu akan diadopsi oleh pemerintah Arab Saudi. Pola beragama dan bersosial ala NU akan dipraktikkan untuk ‘menggiring ke tepi’ garis keras di negara kaya minyak itu.

Kabar itu diterima langsung Ketua Umum PBNU Prof. Dr. Said Aqil Siradj, saat diundang Duta Besar Arab Saudi di Jakarta pertengahan bulan November lalu. Kiai Said berkesempatan menyampaikan uneg-unegnya atas ulah sejumlah oknum lulusan Arab Saudi yang tidak bersahabat dengan NU, mudah membid’ahkan dan menyirikkan amaliah NU.

Kiai Said selama ini tak pernah menerima dan memenuhi undangan Arab Saudi sebagai bentuk protes atas ulah segelintir oknum itu yang mengesankan dilindungi atau direstui Arab Saudi. Ketika Raja Salman datang beberapa bulan lalu, Kiai Said yang lebih satu dasa warsa tinggal belajar di Arab Saudi, tak tertarik mendapat jatah jadwal kunjungan. Ia ingin adanya angin perubahan dalam pemahaman keagamaan yang terlalu kaku di negeri ribuan pangeran itu.

NU sudah teruji selama hampir 100 tahun, hampir sama dengan usia Kerajaan Arab Saudi. Sejumlah ulama yang kemudian mendirikan NU, terinspirasi melakukan dialog dengan Raja Abdul Aziz setelah penaklukan seluruh wilayah Arabia, termasuk Hijaz (Mekah dan Madinah). NU meminta Saudi menghargai perbedaan mazhab dan tidak mengganggu situs-situs sejarah Islam.

Karena itu, jika kemudian Arab Saudi menggandeng NU, akan banyak nilai positif dari keduanya yang bisa didapat. Pertama, NU adalah organisasi Islam terbesar di dunia yang anggotanya melampaui jumlah penduduk Arab Saudi. Kedua, NU adalah organisasi keagamaan tua, didirikan ulama yang mumpuni yang pengkaderannya hingga kini terpelihara dengan baik. Hal ini tak boleh disepelekan dan boleh diuji untuk membuktikan kapasitas ulama NU meskipun tak bicara bahasa Arab.

Ketiga, kerjasama dengan NU akan menumbuhkan kekuatan psikologis baru di Arab Saudi, terutama ketika harus menghadapkan program pembaruan dengan sekelompok golongan yang masih menentangnya baik secara akidah atau politis.

Keempat, dukungan untuk Arab Saudi terbaik adalah dukungan kaum muslimin yang mayoritas beraliran Aswaja yang memiliki prinsip-prinsip rahmatan lil alamin, tawasuth, tawazun, al muhafadzah ala qadimis shalih wal akhdu bil jadidil aslah, dan terakhir hubbul wathan. Kelima, selama ini Saudi telah ‘dikhianati’ oleh segelintir warganya yang merusak citra.

Ulasan

Belum ada ulasan.

Jadilah yang pertama memberikan ulasan “Risalah NU Edisi 78”

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *