Deskripsi
JANGAN GANGGU NU
Risalah NU edisi 69 tahun 2017 memuat judul besar “Jangan Ganggu NU” ada apa?… NU berdiri bersamaan dengan tumbuh dan kembangnya kesadaran berbangsa dan bernegara rakyat Indonesia yang dimulai sejak Kebangkitan Nasional tahun 1908. Kemudian diikuti kelahiran beberapa ormas baik yang berciri keagamaan dan kebangsaan. PSII, Muhammadiyah, Jemiat Kher, dan lain sebagainya.
Merespon kebangkitan nasional itu, maka kemudian lahir Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air) dibentuk pada 1916. Kemudian pada tahun 1918 didirikan Taswirul Afkar atau dikenal juga dengan Nahdlatul Fikri (kebangkitan pemikiran), sebagai wahana pendidikan sosial politik kaum dan keagamaan kaum santri. Dari situ kemudian didirikan Nahdlatut Tujjar (pergerakan kaum saudagar).
Selanjutnya adalah Nahdlatul Ulama atau Kebangkitan Ulama lahir pada Ahad Pon tanggal 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926) di Kota Surabaya sebagai kelanjutan dari gerakan-gerakan sebelumnya. Organisasi yang dipimpin oleh K.H. Hasjim Asy’ari sebagai Rais Akbar dan KHA Wahab Hasbullah ini langsung mencuri perhatian dunia karena memiliki massa yang sangat besar. Kelahiran NU tak bisa lepas dari tuntutan umat Islam Indonesia kala itu baik dalam merespon kondisi di dalam negeri dalam menghadapi penjajahan, juga di luar negeri ketika terjadi pergeseran kekuasaan di Arab Saudi.
Tentu, dalam usia itu tak ada lagi saksi mata. Saksi mata berdirinya NU adalah dokumen-dokumen yang kini juga sudah banyak dibukukan. Pernyataan Kiai Hasyim Asy’ari yang tersurat dan masih tersimpan rapi menjadi bukti perjuangan NU, termasuk yang sudah di filmkan.
Usia NU sendiri sebenarnya jika dihitung dengan almanak Masehi memang telah mencapai 91 tahun terhitung 31 Januari lalu. Namun, jika dihitung berdasarkan almanak Hijri, maka usia NU tiga bulan mendatang sudah akan mencapai 94 tahun.
Harlah NU kali ini diselenggarakan dengan sederhana. Kita tahu negara sedang dirundung dan dibelit berbagai persoalan yang semua harus ikut prihatin. Kondisi ekonomi dan politik dunia yang tak menggembirakan, memaksa kita harus lebih banyak berdoa untjuk kejayaan bangsa dan negara.
Sejak 31 Januari 2017, Nahdlatul Ulama sudah menapaki tahun ke-92 perjalanannya di bumi Nusantara, setelah merayakan ulang tahuannya yang ke-91 baru lalu. Jika dalam hitungan Hijriah, Nahdlatul Ulama sudah mencapai usia 93 tahun. Tiga bulan lagi, tepatnya pada 16 Rajab 1438 yang jatuh pada 13 April 2017 mendatang NU akan genap berusia 94 tahun.
Tak terasa. Tapi, sangat terasa ketika kita mulai menghubungkan dengan sejumlah ulama yang telah meninggalkan kita. Perlahan kita ditinggalkan para ulama yang ikhlas, yang terakhir adalah Rais Am KH MA Sahal Mahfuz .
Tentu pada rubrik lainnya kami juga membahas masalah kegiatan Banom, lembaga dan lajnah NU dan kegiatan aswaj lainnya.
Ulasan
Belum ada ulasan.