RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) terus berupaya meretas dan menyudahi peperangan antara negara Palestina dan Israel yang semakin parah.
Usaha kali ini, PBNU kembali mengumpulkan ulama, pakar dan para pemimpin agama dunia dalam helatan R20 International Summit of Religious Authorities (ISORA) pada 27 November 2023 mendatang di Jakarta.
R20 ISORA akan dibuka secara langsung oleh Presiden Joko Widodo dan diikuti 150 partisipan dengan 40 di antaranya dari luar negeri. Tema yang diangkat ”Peran Agama dalam Mengatasi Kekerasan di Timur Tengah dan Ancaman terhadap Tatanan Internasional Berbasis Aturan”.
Ada 4 narasumber kunci yaitu Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Grand Syekh Al-Azhar Syekh Ahmad al-Thayyeb, Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia (MWL) Syekh Mohammed bin Abdul Karim al-Issa, dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Gueterres.
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengatakan kegiatan ini digelar dalam rangka meletakkan pengaruh bagi para pemangku kebijakan dan komunitas di sekitarnya.
“Kami akan memobilisasi kekuatan untuk bergerak dan meletakkan pengaruh pada komunitasnya dan lingkaran pemangku kebijakan untuk bergerak maju bersama,” ujar Gus Yahya dalam konfrensi pers road to ISORA di Hotel Shangri-La, Jakarta, Selasa (21/11/2023),
Turut hadir Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair al-Shun, Ketua PBNU Ulil Abshar Abdalla, dan Wasekjen PBNU Najib Azka dan Ginanjar Sya’ban.
Dikatakan Gus Yahya, bahwa ISORA akan membahas mengenai masalah fundamental konflik yang masih terjadi sampai sekarang bahkan semakin parah di Timur Tengah Melemahnya tatanan Internasional yang seharusnya menjadi aturan Internasional dan disepakati negara-negara.
“Masalah ini bukan hanya terjadi pada satu kelompok saja, tapi masalah bagi kemanusiaan. Jika kemanusiaan tidak bisa menyelesaikan masalah Palestina, maka kemanusiaan itu gagal pada dirinya sendiri,” tutur Gus Yahya.
Gus Yahya meyakini bahwa kegiatan ini dapat berlanjut bekerja bersama untuk menyelesaikan masalah konflik dan berjuang untuk kehidupan internasional yang lebih damai dan harmonis.
“Kita tidak boleh berhenti (bertindak) sampai menemukan solusi untuk masalah saudara-saudara kita di Palestina dan seluruh orang yang menghadapi masalah sama. Ini nanti kita berharap hasil ISORA bukan hanya pernyataan bersama, tapi kesepakatan bertindak dalam jangkauan masing-masing untuk mempengaruhi dinamika sekarang,” pungkasnya.
Sementara itu, Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun menyampaikan bahwa dunia butuh perdamaian yang sesungguhnya. Menurutnya, orang tidak percaya bahwa Palestina mengalami genosida, holocaust baru, dan kriminal yang dilakukan Israel.
“Orang tidak akan percaya apa yang terjadi di Gaza, Palestina hari-hari ini, yaitu sebuah genosida, holocaust baru, dan kriminal yang dilakukan Israel. Orang-orang dibunuh sampai hari demi hari. Kita berharap ini sudah terakhir,” jelasnya. (Anisa/Yudo)