Risalah NU Edisi 57

Rp15,000.00

Description

PARA PAHLAWAN KALANGAN SANTRI

Risalah edisi 57 tahun 2015 dalam laporan utamnya membahas sepak terjang dan peran besar pahlawan dari kalangan santri yang menghiasi perjalanan sejarah panjang negara Indonesia. Meskipun banyak yang melupakan perjugan para santri dalam merebut bumi pertiwi dari penjajah, tapi tidak untuk NU santri tetap di kenang sebagai pahlawan santri untuk selamanya. Nah, penting untuk dibaca edisi kali ini.

Presiden Joko Widodo akhirnya mengeluarkan Keputusan Kepresiden nomor 22 tahun 2015 yang menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. Upacara dan sekaligus penetapan itu diselenggarakan di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, tepat pada tanggal tersebut. Dalam pernyataannya, Jokowi menyebutkan bahwa Hari Santri Nasional (Hasna) tak akan menciptakan sekat-sekat sosial. “Saya meyakini penetapan Hari Santri Nasional tak akan menciptakan sekat-sekat sosial di antara para santri. Sebaliknya akan mempertebal semangat cinta Tanah Air. Semangat keberagaman semangat menjadi santri untuk Indonesia,” ujar Jokowi dalam sambutan peresmian itu. “Sejarah mencatat, saya ulangi, sejarah mencatat para santri telah mewakafkan hidupnya untuk kemerdekaan Indonesia. Para santri dengan cara masing-masing melawan penjajah menyusun kekuatan mengatur strategi. Mengingat peran sejarah itu mengingat peran santri mengingat peran tokoh-tokoh santri seperti KH Hasyim Asyari, KH Ahmad Dahlan, KH Ahmad Soorkati, KH Ahmad Hasan, dan KH Mas Abdurrahman,” tutur Jokowi.

Jokowi yang berpeci hitam kemudian menyebutkan 11 anggota PETA dari kalangan santri. “Untuk itu dengan seluruh pertimbangan pemerintah menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional,” ungkap Jokowi. Beberapa jam sebelumnya, rangkaian Kirab Nasional di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat juga dihadiri Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Panglima TNI itu bahkan menyebut santri sebagai ‘bapak kandung’ TNI. Santri memiliki peran penting dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. “Perjuangan bangsa sejak proklamasi kemerdekaan bukan hanya TNI, tapi semua komponen bangsa termasuk para ulama,” ujar Gatot. Bila dilihat dari sejarah, TNI lahir setelah Indonesia merdeka.

Seperti diketahui, Hari Santri adalah hari dikeluarkannya Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 yang mengilhami perjuangan rakyat semesta mengusir penjajah dalam perang heroik di Surabaya pada 10 November 1945. 10 November sudah ditetapkan pemerintah sebagai Hari Pahlawan pada tahun 1946. Sedangkan Hari Santri melalui jalan berliku. Pertama melalui usulan para santri pada sebuah pesantren di Malang saat kampanye Presiden Joko Widodo tahun 2014. Sekitar setahun kemudian baru terealisir penetapan Haru Santri tersebut.

Penetapan Hari Santri bukan mudah karena banyak aral melintang. Baik dari kubu politik yang berseberangan dengan Presiden Joko Widodo serta penolakan kemudian hari seperti dilakukan Muhammadiyah. Namun, itu semua selesai setelah ditetapkan dan pernyataan pengakuan tentang peran santri juga semakin tegas setelah dinyatakan Penglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Ia menyebut Panglima Besar Soedirman sebagai seorang santri. Peran santri sangat besar dan menjadi pahlawan tanpa tanda jasa. Kini secara umum para santri telah mendapatkan penghargaan dan penghormatan itu. Selamat Hari Santri dan Selamat Hari Pahlawan.

Reviews

There are no reviews yet.

Be the first to review “Risalah NU Edisi 57”

Your email address will not be published. Required fields are marked *