Risalah NU Edisi 75

Rp15,000.00

Description

UPAYA MENYEJUKKAN INDONESIA

Risalah NU edisi 75 dalam laporan utamanya berjudul “Upaya Menyejukan Indonesia”. Peringatan HUT RI ke-72 tahun 2017 memang istimewa dan beda dari tahun-tahun sebelumnya. Presiden, wakil presiden dan jajaran kabinet mengenakan pakaian adat. Mengejutkan, karena dengan demikian kekayaan budaya dan keragaman Indonesia ditampilkan indah.

Tak hanya itu, sejak 1 Agustus Presiden Joko Widodo bersama dengan Majelis Zikir Hubbul Wathan menyelenggarakan zikir di halaman Istana Merdeka. Hal yang baru pertama kali terjadi. Selama ini zikir diselenggarakan di halaman tengah dan ruangan dalam istana. Juga, belum pernah ada zikir di lingkungan istana yang dihadiri sekitar 1500 orang dan dihadiri puluhan ulama dan habaib.

Presiden dan Wakil Presiden duduk bersanding dan mengikuti kalimat demi kalimat zikir yang dipimpin KH Miftahul Achyar, Wakil Rais Am Syuriah PBNU, serta doa yang dilantunkan kiai sepuh KH Maimoen Zoebeir dari Rembang. Rais Am KH Ma’ruf Amin menyampaikan sambutan pendek namun bernas dalam acara yang khidmat itu.

Ternyata, tak hanya di istana saja. Di lingkungan militer dan kepolisian juga melakukan hal yang sama. Bahkan secara spesifik TNI menyelengarakan khataman Al-Quran serempak di markas-markas TNI pada 17 Agustus itu tepat pada pukul 17.00 dengan nama acara 171717.

Tujuan zikir kemerdekaan ini jelas seperti diutarakan Ketua Mejkis Zkir Hubbul Wathan KH Mustofa Aqil Sirodj pada acara di istana itu. “Majelis zikir Hubbul Wathon lahir dengan semangat ingin menjadi sarana atau jembatan terbangunnya silaturahim bagi segenap elemen masyarakat untuk bersama-sama mensukseskan berbagai agenda kebangsaan.”

Majelis ini memiliki visi ingin mewujudkan suatu tatanan masyarakat yang santun, rukun, cerdas, dinamis dan agamis. Sedangkan misi majelis ini adalah ingin menyatukan semua elemen masyarakat dalam rangka mencari jalan keluar atas berbagai masalah yang dihadapi bangsa. “Dalam konteks ke-Indonesia-an majelis zikir Hubbul Wathan ini menjadi bagian penting dalam mengawal NKRI dan Pancasila,” kata pengasuh Pondok Pesantren Kempek Cirebon ini.

Acara zikir ini adalah ide KH Ma’ruf Amin setelah melihat geliat bangsa sejak peristiwa ‘penodaan agama’ yang dilakukan Gubernur Jakarta Basuki Tjahya Purnama, yang mengakibatkan aksi ribuan umat yang secara tidak langsung menuding penguasa sekarang ini berpihak dan melindungi Basuki, serta jauh dari semangat Islam.

Berbagai isu dilabelkan untuk penguasa negeri ini, sejak merebaknya isu PKI (sudah diadili penulis buku yang menuduh Jokowi PKI dan tengah diadili di Surabaya seorang ustad yang terang-terangan menuduh istana dikelilingi antek-antek PKI). Isu Chinaisasi, utang Negara serta kebijakan pemerintah yang dicibir dan dibully habis, yang seolah menuduh pemerintah tak becus menjalankan roda negara.

Reviews

There are no reviews yet.

Be the first to review “Risalah NU Edisi 75”

Your email address will not be published. Required fields are marked *