Ngaji Qonun Asasi NU Bareng Gus Yahya (8)

Ragam Pergerakan Picu Lahirnya Jamiyyah Nahdlatul Ulama

 

RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Ngaji Qonun Asasi NU Bareng Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) episode kedelapan (8).

 

Ngaji Qonun Asasi bareng Gus Yahya disiarkan secara live melalui chanel YouTube TVNU. Sebelum memulai pengajiannya, Gus Yahya menghadiahkan Al Fatihah kepada para muassis NU, wabil khusus kepada Hadrotussyeikh KH Hasyim Asy’ari sang pendiri NU.

 

Gus Yahya mengungkapkan salah satu kegelisahan yang menjadi alasan Hadrotussyeikh KH Hasyim Asyari dalam mendirikan NU adalah kebangkitan dari gerakan-gerakan yang pada dasarnya menolak Mazhab Ahlussunnah wal Jamaah.

 

“Di Indonesia ini banyak sekali tumbuh gerakan-gerakan yang pada dasarnya menolak madzhab ahlussunnah wal jamaaah sebelum NU lahir,” ujarnya.

 

Pergerakan wahabi mulai muncul pada akhir abad ke-18. Para ulama ahlusunnah wal jamaah secara terbuka bukan hanya menyatakan keprihatinan tetapi juga mengecam terhadap gerakan wahabi. Gus Yahya memberi contoh yaitu di dalam kitabnya Imam Ash Showi terang-terangan menyebut gerakan wahabi sebagai kelompok khawarij masa kini.

 

Begitu pula salah seorang mahaguru dari kiai-kiai di Indonesia, Syeikh Zaini Dahlan secara terbuka mengecam gerakan wahabi ini, karena gerakan tersebut bukan hanya membatalkan seluruh keilmuan yang telah tumbuh berabad-abad dan para ulama ahlusunnah wal jamaah ini dituduh bid’ah dan syirik yang kemudian dihalalkan darahnya.

 

Gus Yahya menjelaskan selain gerakan wahabi, adapula gerakan-gerakan lain salah satunya yaitu modernisme. Modernisme merupakan gerakan yang menganggap rendah warisan dari para ulama selama berabad-abad dan menuduhnya sebagai biang dari kemunduran dan keterbelakangan. Gerakan ini mengkampanyekan untuk meninggalkan turots dan mengkampanyekan sains sebagai ukuran dari berbagai macam pandangan termasuk dalam menafsirkan agama.

 

Berbagai macam gerakan politik muncul pada abad ke-20. Ada gerakan politik dengan berbagai macam ideologi, seperti komunisme dan islamisme. Menurut Gus Yahya pada saat awal abad-20 banyak bangsa jajahan yang mencari jalan bergerak untuk merdeka. Sehingga Gus Yahya mengingatkan untuk berhati-hati dalam menuntut ilmu.

 

Gus Yahya menyebutkan salah satu hadist Rasulullah SAW, yaitu :

إن هذا العلم دين فانظروا عمن تأخذون دينكم

 

“Ilmu ini adalah bagian dari agama kalian, maka perhatikanlah baik-baik dari siapa kalian mengambil ilmu agama”

 

“Makanya sekali lagi saya ingatkan sanad itu fundamental, sanad ilmu/keagamaan. Jangan semata-mata bertumpu pada platform digital. Platform digital itu ada gunanya tapi nda boleh hanya itu saja. Kalo cuma medsos saja itu fisik ga nyambung (dan) ruhnya ga nyambung,” tegas Gus Yahya. (ANISA)

Leave A Reply

Your email address will not be published.