Gus Ulil: Memperluas Khidmah Lingkup Nasional dan Internasional

0

KH. Ulil Abshar Abdalla, MA adalah Ketua PBNU masa khidmat 2022-2027. Sebelumnya, beliau menjabat sebagai Ketua Lakpesdam (Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia) PBNU.

Gus Ulil sapaan akrabnya, lahir di Pati, Jawa Tengah, 11 Januari 1967. Beliau berasal dari keluarga Nahdlatul Ulama (NU). Ayahnya KH. Abdullah Rifa’i pendiri Pesantren Mansajul Ulum, Pati, sedangkan mertuanya, KH. Mustofa Bisri, pendiri Pesantren Raudlatut Talibin, Rembang.

Gus Ulil menikah dengan Nyai Ienas Tsuroiya dan pernikahannya dianugrahi dua putra bernama Ektada Bennabi Muhammad dan Ektada Bilhadi Muhammad.

Gus Ulil menyelesaikan pendidikan menengahnya di Madrasah Mathali’ul Falah, Kajen, Pati, Jawa Tengah yang diasuh oleh KH. M. Ahmad Sahal Mahfudz (wakil Rois Am PBNU periode 1994‑1999). Beliau juga pernah menjadi santri di pesantren Mansajul ‘Ulum, Cebolek, Kajen, Pati dan menuntut ilmu di Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang.

Gus Ulil mendapat gelar sarjananya di Fakultas Syariah LIPIA (Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab) Jakarta, dan pernah mengenyam pendidikan di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara. Setelah menyelesaikan gelar masternya di bidang agama di Universitas Boston, Gus Ulil sukses meraih gelar doktor dari Universitas Harvard, AS.

Karier dan Karya      

Sosok Gus Ulil yang sederhana, supel dan berwibawa menjadi idaman dan tumpuan para kader NU sebagai tempat mengadu menyelesaikan berbagai macam masalah. Baginya, kerangka berpikir abad kedua NU, adalah memperluas khidmah. Tidak saja pada lingkup nasional, tetapi juga Internasional.

Cendekiawan, tokoh muda NU, dan ulama ini memiliki segudang prestasi dan ilmu, baik ilmu pengetahuan, kesufian, kerohanian, kebahasa’an, keagama’an maupun kebangsa’an.

Selain aktif produktif dalam organisasi NU, Gus Ulil juga aktif menjadi dosen dan guru ngaji santri online dengan mengajarkan ilmu melalui chanel youtub dan akun facebook resmi milik pribadinya.

Baca Juga :  Wamenag Ajak LAZISNU Kolaborasi Pembangunan Nasional

Tokoh tasawuf ini mengampu ngaji kitab Ihya’ Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali, kitab yang membahas tentang kaidah dan prinsip dalam menyucikan jiwa (Tazkiyatun Nafs). Gus Ulil juga mengajar kitab Misykatul Anwar kitab mistik-filosofis karya Imam al-Ghazali.

Ribuan santri online setiap malamnya selalu menunggu notif pengajian Gus Ulil, baik saat ngaji kitab ihya’Ulumuddin ataupun kitab Misykatul Anwar. Bahkan yang mengikuti pengajiannya bukan hanya warga Nahdiyin saja, melainkan santri dari lintas ormas dan agama.

Soal jabatan, Gus Ulil pernah menduduki jabatan- jabatan strategis diberbagai bidang. Beliau pernah menjabat sebagai Staf peneliti di Institut Studi Arus Informasi (ISAI) dan Direktur Program Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP). Bahkan, Gus Ulil juga pernah menjadi politisi Partai Demokrat dan duduk sebagai Ketua Divisi Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat.

Karena kecerdasannya, banyak karya-karya yang telah dihasilkan dan dipublikasikan, baik dalam bentuk buku, makalah, risalah maupun jurnal. Seperti, buku berjudul Sains Religius, Agama Saintifik (Buku ditulis bersama Haidar Bagir), Menjadi Muslim Liberal. Jika Tuhan Maha Kuasa, Kenapa Manusia Menderita? Menyegarkan Kembali Pemikiran Islam. Membakar Rumah Tuhan: Pergulatan Agama Privat dan Publik. Menjadi Manusia Rohani, dan masih banyak lagi karya lainnya.

(huda)

Leave A Reply

Your email address will not be published.