Risalah NU Edisi 70

Rp15,000.00

Description

MENANTI KEMBALI DAKWAH ASWAJA

Edisi 70 majalah Risalah NU laporan utamanya membahas masalah dakwah ala Aswaja di Indonesia. Mengapa?…karena penting untuk di apdute lantaran dakwah NU selama ini tidak kentara dan kurang greget. Terus bagaiman strategi PBNU dan nahdliyyin berdakwah dan menyebarkan Aswaja.

Bisa dibayangkan betapa beratnya PBNU yang tengah membawa gerbong besar dengan sekitar 100 juta penumpang. Mereka sejak tahun 1926 dijaga dan dibina dengan hati-hati oleh para ulama. Bahkan pada tahun itu, beberapa ulama kita yang dipimpin KHA Wahab Hasbulah datang ke Arab Saudi memohon khusus kepada Raja Abdul Aziz Al-Saud agar situs yang terkait sejarah Islam tidak diganggu. Raja Abdul Aziz konon terpikat dengan dialog Kiai Wahab sehingga ia memberi perhatian khusus terhadap permintaan delegasi Indonesia itu.

Hasilnya bisa kita lihat. Tempat kelahiran Rasulullah di utara Masjidil Haram tidak diganggu meski sudah dialihfungsikan menjadi perpustakaan. Makam Rasululah juga tak diganggu. Bahwa ketika ada isu ada wacana memindahkan makam mulia itu, Raja Abdullah bin Abdul Aziz pasang badan untuk tidak mengganggunya. Bahkan di media Arab diperlihatkan Raja Abdullah yang wafat tahun 2015 itu mencium pintu makam Rasululah SAW. Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad.

Kini, gangguan itu muncul lagi, justru dalam negeri. Sebab, pemerintah Arab Saudi mulai terbuka dengan pandangan lain. Tuduhan pembid’ahan, penyesatan, dan pengkafiran mulai merebak kembali, yang ternyata tidak hanya di Indonesia. Yordania, Negara-negara teluk, Suriah, Irak, Yaman, Maroko, Tunisia, dan juga Mesir yang selama ini dikenal sebagai ngudang ilmu pengetahuan Islam itu.

Kita tersentak sejak terbitnya buku ‘Ulama NU Menggugat Tahlilan’ sejumlah amalan NU yang ditulis tokoh Wahabi Mahrus Ali di Jawa Timur. Buku itu mulai membangkitkan semangat anak-anak muda NU melakukan jawaban. IAIN Sunan Ampel (sekarang UIN) memprakarsai pertemuan antara Mahrus Ali dengan kalangan muda NU. Kalangan muda NU Jawa Timur yang dikomando ulama asal Madura KH Abdurrahman Navis, Lc., mulai bangkit.

Akhir bulan Agustus lalu, sekitar 200 ulama seluruh dunia berkumpul di Gozny, Chechnya, diantaranya Habib Umar bin Hafid, Syaikh Ali Jum’ah dan Syaikh Ahmad Al-Thayeb (Mesir) yang menghasilkan keputusan bahwa amaliyah dan akidah yang kita miliki adalah benar. Dijelaskan bahwa yang disebut Aswaja itu adalah mereka yang menganut akidah Asy’ari dan Maturidi, fikih empat mazhab dan tasawuf mengikuti Al-Ghazali, Al-Bagdadi, yang selama ini memang menjadi pegangan Nahdliyin.

Selain membahas dakwah ala Aswaja, dalam rubrik lain semisal tausiyah yang membahas masalah sejarah di timur tengah, ada lagi khutbah jumat tentang petunjuk dan risalah al Quran, ada juga advertorial tentang peran Kemensos dalam membangun suku anak dalam, serta rubrik lainnya yang tidak kalan menariknya, monggo di baca dan jangan lupa beli yak?…

 

Reviews

There are no reviews yet.

Be the first to review “Risalah NU Edisi 70”

Your email address will not be published. Required fields are marked *